Jakarta (Dikdasmen): Beragam cara dapat dilakukan untuk meningkatkan literasi di Indonesia. Di antaranya membuat buku elektronik tokoh vokasi nusantara yang interaktif berupa teks, gambar, suara atau pun peta. Bahkan, upaya meningkatkan literasi ini juga dapat dikombinasikan dengan upaya melestarikan budaya lokal.
Hal tersebut sebagaimana dilakukan dua siswi SMK Tridya Pratama, yaitu Cindy Merliana dan Ezra Yunita. Pada Festival Literasi Sekolah (FLS) III ini, dua siswa asal Provinsi Kalimantan Utara ini mengikuti lomba cipta buku elektronik tokoh vokasi nusantara jenjang SMK. Mereka mengangkat sosok Mendan Arang, yang mendedikasikan hidupnya terhadap pelestarian budaya lokal berupa alat musik tradisional Sampek.
“Pak Mendan Arang seorang anak dari maestro yang pernah mendapatkan penghargaan dari Kemendikbud pada tahun 2015. Ia juga memiliki sanggar Betuin Mading di Kabupaten Bulungan,” ujar Cindy di panggung utama Plaza Insan Berprestasi, Gedung A, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Senayan, Jakarta, Sabtu 27 Juli 2019.
Cindy menambahkan bahwa Mendan Arang memiliki 3 profesi sekaligus, yaitu petani, pengrajin alat tradisional, dan musisi tradisional di Kalimantan utara. “Beliau mampu membawa Kalimantan Utara menusantara,” ungkapnya.
“Seharusnya para pemuda saat ini jangan sampai melupakan budaya lokal, sebab budaya lokal adalah warisan nenek moyang yang mendunia,” pungkas siswi yang berharap agar di era industry 4.0 ini, budaya lokal dapat terkenal hingga luar negeri.*
Sirojul Arifin Shofa