Banda Aceh (Dikdasmen): Tim film pendek jenjang SMK dari DKI Jakarta mengetengahkan tema tentang upaya menghadapi intoleransi yang dewasa ini makin merebak. Menurut Fauzan Ridho Fareza, salah satu anggota tim yang ditunjuk sebagai sutradara, film yang dibuat menceritakan tentang signifikansi hidup berdampingan secara harmonis dan saling menghargai, meski berbeda.
“Ide utama menulis naskah adalah kejadian intoleransi yang ia alami sendiri serta kejadian-kejadian di sekelilingnya, berita-berita yang beredar di media masa, internet, yang menunjukkan makin banyaknya intoleransi dan perlu segera diatasi dan disadari oleh masyarakat. Film pendek ini berdurasi 7 menit 30 detik,” ujar Fauzan, siswa SMKN 51 Jakarta Timur, jurusan broadcasting, di Hotel Grand Permata Hati, Banda Aceh, tanggal 29 Agustus 2018.
Selain Fauzan, tim film pendek DKI Jakarta beranggotakan Cindy Olivia Graciella yang menempati posisi sebagai produser. Total ada 11 orang, dengan tugas yang berbeda-beda antara lain, sutradara, produser, kameramen, editing, penulis naskah, dan sebagainya. Selain itu mereka dibantu para pemeran berjumlah 9 orang yang berasal dari luar sekolah.
“Saya mulai tertarik semenjak film-film Indonesia mulai mendapatkan tempat di bioskop-bioskop, mulai dari film bergenre horor, drama, sampai komedi,” ujar Cindy.
Sementara Fauzan mengaku mulai tertarik pada film semenjak duduk di SMP, didorong ramainya aplikasi youtube, yang membuatnya penasaran dengan cara pembuatan film. “Saya mulai belajar membuat video melalui handphone, kalau sekarang saya menggunakan fasilitas sekolah,” kata Fauzan.
Pada hari ketiga pelaksanaan FLS2N XI tersebut, bidang lomba film pendek jenjang SMK mengadakan workshop singkat mengenai teori-teori dasar pembuatan film. Pelaksanaan lomba fim pendek tingkat SMK kali ini berbeda dengan tingkat SMA, yang melakukan proses pengambilan gambar di tempat. Sementara di SMK film pendek telah dibuat di daerah masing-masing dan kemudian dipaparkan konsep, ide, dan cara pembuatannya.
Tim film pendek DKI Jakarta didampingi Hartono. Ditanya seputar minat siswa terhadap jurusan broadcasting, Hartono menjawab bahwa peminatnya cukup banyak, dan lulusannya rata-rata diserap secara baik oleh dunia kerja.
“Untuk jurusan broadcasting di DKI Jakarta baru ada di SMKN 51 dan SMKN 48. Membuka jurusan ini, kendala utama adalah mahalnya sarana-prasarana yang harus disediakan,” katanya.*
Robert L. Tenggara