[caption id="attachment_7095" align="aligncenter" width="300"] Cornelis Timisela[/caption]
Bekasi (Dikdas): Terkait pemasukan data pada aplikasi Data Pokok Pendidikan (Dapodik), Papua merupakan provinsi yang sarat kendala. Mulai dari medan geografis yang berat, tiadanya sinyal telepon dan listrik, hingga minimnya sumber daya manusia.
Namun kondisi berat itu tak lantas membuat Dinas Pendidikan dan operator sekolah menyerah. Berbagai keterbatasan dihadapi dengan kemampuan optimal.Cornelis Timisela, Kepala Seksi Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Kabupaten Supiori, Papua, mengungkapkan, operator sekolah memasukkan data satuan pendidikan, peserta didik, dan PTK secara luring (offline) melalui program aplikasi yang telah diinstalasi di laptop operator sekolah. Setelah data dimasukkan ke aplikasi itu, mereka datang ke kantor Dinas Pendidikan untuk melakukan sinkronisasi ke server Pusat.
“Setelah mereka edit, kami sinkronkan. Lalu kami periksa lagi,” ujar Cornelis di sela waktu istirahat Training of Trainers (ToT) Pendataan Pendidikan Dasar di Hotel Amaroossa Grande Bekasi, Jawa Barat, Selasa siang, 31 Maret 2015.
Pihaknya, tambah Cornelis, memberi tenggat waktu kepada operator sekolah untuk memasukkan data yang diperlukan. Kapanpun mereka selesai dan datang ke kantor Dinas, akan dilayani oleh operator Dinas. “Entah kapan dia kembali lagi. Kadang kembalinya sesudah tutup deadline,” katanya. Akibatnya, keterlambatan pemasukan data menyebabkan sebuah sekolah tidak menerima dana Bantuan Operasional Sekolah dan tunjangan guru.
Tak jarang, operator Dapodik di Dinas Pendidikan dimarahi guru yang tidak terima tunjangan. Operator hanya bisa menjelaskan bahwa hal demikian terjadi lantaran keterlambatan pemasukan data ke dalam aplikasi Dapodik.
Bentuk komunikasi lain antara Dinas Pendidikan dan kepala sekolah atau operator sekolah yaitu melalui surat. “Jika dikirim bulan ini, bisa 2-4 minggu baru sampai,” jelasnya.
Cornelis merasa senang kian hari sistem Dapodik meningkat baik. Memudahkan operator sekolah dan Dinas Pendidikan dalam melakukan pemasukan data. Ia berharap, agar kinerja semakin baik, operator sekolah di wilayahnya diberi hibah laptop. “Komputernya saja leletnya bukan main. Kadang instal tidak jadi,” ucapnya. Usulan pengadaan laptop melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah telah dilayangkan tapi tak kunjung mendapat jawaban.
Berdasarkan laman Dapodikdas, hingga 31 Maret 2015 pukul 18.30 WIB, progres pemasukan data Dapodik secara nasional mencapai 99,5%. Papua telah menyelesaikan pengiriman data sebesar 95,85%. Dari angka itu, Kabupaten Supiori sudah tuntas 100% memasukkan data Dapodik.* (Billy Antoro)