Mataram (Dikdas): Saat ini banyak sekali ajang lomba di bidang teknologi informasi yang melibatkan peserta didik. Tak terkecuali lomba yang digelar dengan peserta anak-anak berkebutuhan khusus (ABK). Namun, hendaknya lomba dengan ABK sebagai peserta agak berbeda. Semestinya materi lomba diperkaya dengan hal-hal yang mengarahkan siswa untuk hidup lebih mandiri.
Demikian disampaikan Moelya Eko Suseno, pendamping dari SLB Negeri Pembina Pekanbaru, Riau. Ajang sebesar Olimpiade Sains Nasional (OSN), katanya, seharusnya dapat menggali potensi ABK yang pada gilirannya menghasilkan produk yang memiliki nilai jual, misalnya lomba desain grafis, pembuatan laman dinamis menggunakan bahasa pemrograman, dan membuat animasi. “Sehingga nanti mereka dapat bersaing dengan anak-anak normal pada umumnya,” ujarnya di Hotel Lombok Raya, Selasa (3/9/2014).
Saat ini, tambah Moelya, ragam lomba di bidang teknologi informasi dengan peserta ABK masih sangat kurang. Hendaknya di tahun-tahun mendatang materi lombanya lebih diperkaya. “Pada dasarnya lomba IT/Komputer di ajang OSN kali ini sudah sangat bagus,” ucapnya. “Hanya saja penyajian lombanya harus ditambahkan sehingga dapat memberikan suatu terobosan baru bagi ABK.”
Moelya menilai, ajang OSN menjadi pembuktian bagi ABK kepada masyarakat luas bahwa anak-anak yang memiliki keterbatasan fisikpun mempunyai mimpi dan imajinasi untuk mengubah dunia. Bahkan kemampuan mereka dapat menyaingi dan melebihi orang-orang normal.* (Sulaeman Rahman)