Membaca dan Menulis, 2 Hal Pokok Pembelajaran di Sekolah

By: Nov 16, 2016

[caption id="attachment_11490" align="aligncenter" width="300"] Taufiq Ismail[/caption]

Tangerang (Dikdasmen): Membaca buku dan menulis karangan adalah dua kegiatan pokok dalam pembelajaran bahasa dan sastra. Sayangnya, dua hal tersebut kurang ditekankan dalam pembelajaran di sekolah-sekolah di Indonesia. Melihat fenomena tersebut, para sastrawan gelisah.

Bersama sejumlah sastrawan, Taufiq Ismail menemui beberapa Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, antara lain Fuad Hassan (1983-1985), Nugroho Notosusanto (1985 – 1993), dan Wardiman Djojonegoro (1993 – 1998).

“Kami menyampaikan kegelisahan mengenai pengajaran sastra di sekolah,” kata Taufiq Ismail saat menyampaikan materi dalam Lokakarya Membaca, Menulis, dan Apresiasi Sastra (MMAS) di Hotel Atria, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin malam, 14 November 2016.

Hingga kini, ia pun melihat pembelajaran Bahasa dan Sastra di sekolah masih didominasi oleh pelajaran tata bahasa. Padahal, menurutnya, tujuan pembelajaran sastra di sekolah bukan agar siswa menjadi sastrawan.

“Melainkan agar mereka suka membaca buku. Ini diajarkan di seluruh dunia. Ini rumusnya, ini rahasianya!” ujarnya.

[caption id="attachment_11494" align="aligncenter" width="300"] Peserta Lokakarya MMAS[/caption]

Kendati Taufiq melihat Kurikulum 2013 telah mengalami kemajuan dari kurikulum sebelumnya, namun ia masih merasakan pembelajaran tata bahasa masih dominan. Hal ini juga disampaikan oleh sejumlah peserta yang berbagi cerita.

“Keinginan para sastrawan, di SMA itu dua hal saja: membaca buku dan menulis karangan. Teknisnya di kelas, Bapak-Ibu yang tahu. Tapi semua ini harus diperjelas dan diperkukuh dalam silabus,” tegasnya.

Taufiq menyambut baik mengenai pewajiban membaca buku sastra di sekolah yang mulai diterapkan di tahun ajaran 2016/2017 ini; siswa SD diwajibkan membaca 6 buku, siswa SMP 12 buku, dan siswa SMA 18 buku.

“Angka itu nanti sesudah 10, 15, 20 tahun dinaikkan lagi. Sebagai permulaan, angka itu sudah bagus,” ujarnya usai menyampaikan paparan. Ia berharap, untuk mendukung kebijakan tersebut, pemerintah memberikan pelatihan kepada guru dan menyediakan buku. Buku-buku itulah yang kemudian didalami oleh guru.

Lokakarya MMAS diselenggarakan di Hotel Atria, Gading Serpong, Tangerang, Banten, pada 14 – 19 November 2016. Pesertanya adalah 92 guru bahasa dan sastra Indonesia yang berasal dari Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Pandeglang, dan Kota Serang. Narasumber acara adalah para sastrawan dan akademisi di antaranya Taufiq Ismail, Jamal D. Rahman, dan Yetti Mulyati. Lokakarya MMAS di Tangerang merupakan lokasi ke-3 dan terakhir pelaksanaan Lokakarya MMAS tahun ini.* (Billy Antoro)

 

Share:
No Comments
Berikan komentar
Unduh FileSE Mendikbud Nomor 1 Tahun 2021
UNDUH SEKARANG
logo

DIREKTORAT JENDERAL

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH

Permendikbudristek Nomor 28 Tahun 2021 menjelaskan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, diantaranya adalah merumuskan kebijakan peserta didik, sarana prasarana, dan tata kelola di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan khusus, pendidikan keaksaraan, dan pendidikan kesetaraan.
KONTAK KAMI
KANTOR PUSATKompleks Kemdikbud Gedung E Lantai 5 Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270
021-5725610
021-5725610
pauddikdasmen@kemdikbud.go.id
Senin - Jumat 08.00 - 16.00 WIB
Copyright © 2020 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi All rights reserved.