[caption id="attachment_5647" align="aligncenter" width="300"] Sri Utami diapit dua siswi SMPN 1 Pacitan, Anjar Ryan Harimurti dan Angela Rezka Andua Putri.[/caption]

Bogor (Dikdas): Tahun ini, SMP Negeri 1 Pacitan, Jawa Timur, berhasil mengantarkan dua siswanya menjadi finalis Lomba Menulis Cerita Tingkat SMP/MTs. Mereka adalah Anjar Ryan Harimurti dan Angela Rezka Andua Putri. Prestasi ini mengulang kesuksesan pada LMC 2012 di mana sekolah ini mengirimkan dua siswanya dan salah satunya meraih juara I.

Keberhasilan ini ternyata buah usaha yang sangat serius. Sri Utami, guru pendamping, mengatakan, pembinaan peminatan sastra siswa di sekolahnya dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler bernama Pelangi Sastra. Tiap Kamis sore pukul 15.00-17.00, peserta Pelangi Sastra berkumpul dan melakukan kajian baik cerita pendek, puisi, maupun musikalisasi puisi. Pada momen-momen tertentu, misalnya Bulan Bahasa tiap Oktober, organisasi ini mengadakan acara.

“Peserta pengembangan diri kesusastraan di sekolah kami memang tidak banyak, sekitar 35-40 siswa per tahun. Tapi, alhamdulillah, untuk ke tingkat provinsi, kami sering juara I dan pada FLS2N di Makassar tiga tahun lalu pernah juara I,” ujar Sri di Bogor, Jawa Barat, Selasa malam, 11 November 2014.

Keikutsertaan siswa dalam LMC diawali dengan penempelan pamflet lomba di majalah dinding (mading) sekolah. Sri kemudian mengundang siswa, tak hanya aktivis Pelangi Sastra, untuk mengirimkan 1-3 cerpen terbaiknya untuk diseleksi. Lalu terpilihlah 12 cerpen terbaik untuk dikirim ke panitia lomba. “Saya berharap bisa mengulang prestasi dua tahun lalu,” ucapnya.

Sri memandang baik penyelenggaraan Workshop LMC Tingkat SD/MI dan SMP/MTs. Sebab, selain membekali peserta dengan pembekalan sastra yang disampaikan langsung oleh sastrawan dan akademisi, Sri yakin kegiatan ini akan melahirkan penulis-penulis andal baru. “Mereka bisa menjadikan menulis sebagai profesi yang menunjang hidupnya,” jelasnya.

Ia pun senang mengikuti workshop untuk guru pendamping. Workshop yang baru tahun ini digelar sangat berguna sebagai pengisi waktu menunggu siswa menjalani sesi penjurian. Sekembali ke sekolah, ia akan menerapkan sejumlah materi dan pembekalan yang didapatnya dari para narasumber di ruang kelas.* (Billy Antoro)