[caption id="attachment_5652" align="aligncenter" width="300"] Andi Indra Jaya[/caption]
Bogor (Dikdas): Inspirasi cerita bisa datang dari mana saja. Salah satunya pengalaman pribadi. Dengan menggabungkan pengalaman dan imajinasi, sejumlah peserta Lomba Menulis Cerita Tingkat SD/MI dan SMP/MTs berhasil menciptakan cerita pendek yang menggugah hati para juri.
Andi Indra Jaya, peserta asal Madrasah Tsanawiyah Negeri Kupang, Nusa Tenggara Timur, menulis cerpen berjudul Immaah… Immaaahh berdasarkan pengalamannya bertemu dengan seorang anak tunarungu.
Suatu hari Andi menyambangi sebuah toko. Ia ingin membeli sepatu sepak bola berwarna putih dengan garis hitam di sampingnya. Tiba-tiba di dekatnya seorang anak menunjuk-nunjuk sepotong pakaian muslimah tanpa mengeluarkan suara. “Saya merasa iba dan simpati kepadanya. Saya membeli baju muslimah itu dan memberikannya kepadanya,” kenangnya usai menjalani sesi wawancara di Hotel Rizen Premiere, Bogor, Jawa Barat, Selasa, 11 November 2014.
Lalu pesan apa yang hendak disampaikannya melalui cerpen itu? “Tolong menolong kepada sesama,” ujarnya.
[caption id="attachment_5654" align="aligncenter" width="300"] Horiq Manaf Iha[/caption]
Horiq Manaf Iha, siswa SD Inpres Kampung Baru Kokas, Kabupaten Fak-fak, Papua Barat, punya cerita tentang laut. Cerpennya bertajuk Ikanku Hari Ini berangkat dari kisah nyatanya dalam mencari ikan di laut.
“Saya suka menangkap ikan di laut. Mendayung. Sendiri. Tidak setiap hari, biasanya waktu libur,” ungkapnya.
[caption id="attachment_5653" align="aligncenter" width="300"] Dowes Samskarson Sumolang (kiri) saat diwawancara sastrawan Taufiq Ismail[/caption]
Sementara Dowes Samskarson Sumolang, siswa SD GMIST Smirna Kawio, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, menulis Anak Bahari di Utara Negeri untuk menceritakan kekayaan dan keindahan laut di kawasan paling utara Indonesia ini.
Di cerpen ini pula ia bercerita tentang Filipina. Sebab, katanya, jarak rumahnya di Pulau Marore dengan negara Filipina lebih dekat ketimbang ke Tahuna, ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe. “Dari pulauku ke Filipina 4-5 jam naik perahu. Sedangkan dari pulauku ke Kabupaten bisa satu malam naik kapal,” ucapnya.* (Billy Antoro)