Jakarta, Kemendikbud --- Pekerjaannya hanya sebagai penjual ayam goreng. Penghasilan yang tidak menentu membuat Budi Rahmat (49 tahun) harus pandai-pandai mengatur pengeluaran sehari-hari. Meskipun sang istri turut membantu dengan berjualan gorengan atau emping goreng yang dititipkan ke warung-warung sekitar tempat tinggalnya, Budi mengaku, uangnya hanya cukup untuk jajan anak-anak yang tidak seberapa.
Dua orang anaknya masih berusia 7 dan 11 tahun. Mereka duduk di kelas 1 dan 3 SD. Dengan penghasilan yang tidak menentu itu, tidak semua kebutuhan sekolah anak-anaknya bisa terpenuhi. Buku dan alat tulis dibeli dengan uang ala kadarnya. Demikian pula dengan seragam, tas, dan sepatu anak-anak. “Yang penting bisa sekolah,” ujar Budi usai menerima kartu di Kantor Pos Pasar Baru, Jakarta, Senin (3/11).
Apalagi selama ini, Budi tidak mendapat program Bantuan Siswa Miskin (BSM) dan Kartu Jakarta Pintar (KJP). Dengan memeroleh KIP, Budi mengaku, dirinya pasti akan sangat terbantu. “Alhamdulillah,” katanya.
Sebelum menerima program keluarga sejahtera, Budi menuturkan, rumahnya pernah dikunjungi tim verifikasi. Setelah itu, pada Sabtu (18/10) yang lalu, Budi mendapat undangan untuk hadir pada Senin (3/11), menerima kartu keluarga sejahtera. Ia mengaku bangga dapat melihat langsung Presiden Joko Widodo, meski tidak dari jarak yang dekat.
Setelah menerima kartu simpanan keluarga sejahtera, Budi dapat langsung mencairkan dana yang ada. “Tadi saya ambil Rp 300 ribu. Uangnya saya gunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga yang belum terpenuhi. Namanya juga jualan, kadang ada lebihnya, kadang masih kurang,” tutur Budi yang tinggal di Jalan Krekot Bunder, Pasar Baru. (Ratih Anbarini)
Mon, 11/03/2014 Repro: kemdikbud.go.id