Banda Aceh (Dikdasmen): Salah satu peserta Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) XI jenjang SMA, yaitu Nachita Putri Mussela, berpendapat bahwa ajang FLS2N dapat memperkuat rasa nasionalisme antaranak bangsa.
“Karena kita dapat berbagi pengalaman, mengenal budaya teman-teman dari seluruh Indonesia. Ini dapat dilihat misalnya waktu pembukaan, ada karnaval, tarian, dan nyayian Aceh. Di samping itu, dengan ajang ini ilmu bertambah dan memperkaya pengalaman,” ujanya di Grand Nanggroe Hotel, Banda Aceh, 28 Agustus 2018.
Pada FLS2N tahun 2018 ini, Nachita mengikuti bidang lomba Baca Puisi. Ia menampilkan puisi dengan judul Sagu Ambon karya almarhum WS Rendra.
Menurut siswi kelas XI jurusan IPA, SMA Kesatuan Bangsa Yogyakarta ini, Puisi Sagu Ambon bercerita tentang kerusuhan di Ambon yang terjadi pada tahun 1999. “Itu kerusahan paling besar, masjid-masjid dibakar, gereja-gereja dibakar, anak-anak kehilangan orangtua, orangtua kehilangan anak. Itu kejadianya yang sangat tragis dan miris. Orang-orang berlari menjerit, burung-burung menjerit, alam tidak kuat dengan kerusuhan itu,” kisah perwakilan Provinsi D.I. Yogyakarta dengan nada sedih.
“Kenapa perbedaaan itu harus dijadikan masalah, padahal kita bisa saling berkesinambungan?” tambahnya.
Bagi Nachita, membaca puisi tak sekedar membaca. Karena puisi bagaikan bangunan. “Jika ia rumah, jadikan indah. Jika ia istana jadikan megah. Jadi, membaca puisi itu mengajak alam berbicara pada kita, sekaligus menggunakan seluruh organ kita untuk menyampaikan pesan,” ujarnya.
Nachita, gadis berhijab yang mengidolakan Sapardi Djoko Damono, Chairil Anwar, WS Rendra, dan Ahmadun Yosi Herfanda ini berharap seni dapat berkembang di Indonesia, di tengah-tengah invansi K-Pop Korea.
“Sekarang banyak generasi muda ke K-Pop Korea. Padahal Indonesia itu sangat indah, apalagi puisi-puisinya. Belajar kepada penyair-penyair dulu, agar di masa mendatang kita tidak menulis puisi tentang kerusuhan, tapi menulis puisi tentang keindahan,” ujarnya, mantab.*
Mustofik Slamet