[caption id="attachment_11274" align="aligncenter" width="300"] Fauziyyah Rifatunnisa Irfan[/caption]
Manado (Dikdasmen): Suara Fauziyyah Rifatunnisa Irfan begitu lirih. Tak ada ‘ledakan-ledakan’ nada seperti ditampilkan peserta sebelumnya. Suaranya lirih namun terasa bertenaga, menyembulkan intonasi dialog para tokohnya yang didominasi oleh suasana kelam dan sendu.
Zizi, begitu Fauziyyah biasa disapa, adalah peserta lomba Cipta dan Baca Puisi tingkat SMK pada Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional IX. SMK Negeri 1 Manado menjadi lokasi lomba. Rabu, 31 Agustus 2016, seluruh peserta membacakan naskah cerita pendek (cerpen) yang dibuat sehari sebelumnya.
Cerpen yang dibawakan Zizi berjudul Letusan Balon Kelabu. Cerpen ini berkisah tentang nasib malang sebuah keluarga setelah sang kepala keluarga ditangkap aparat penegak hukum lantaran kasus korupsi. Semua orang menghakimi keluarga itu. Sang anak tak kuat dirundung teman-temannya lalu bunuh diri. Sementara sang tokoh aku (ibu) senantiasa diterpa gelisah.
Zizi mengangkat tema ini karena ingin mengangkat sisi lain koruptor, yaitu keluarga pelaku. “Bagaimana kita membuka sisi lain tentang korupsi,” ujar siswi SMK Analis Kimia Padang, Sumatera Barat, ini usai pentas.
Dalam pandangan Zizi, semua orang tahu tentang keburukan perilaku korupsi. Namun banyak orang pula yang berlaku seperti manusia suci dengan menghakimi keluarganya. “Seharusnya menilik lagi lebih dalam tentang korupsi. Di balik itu ada kisah-kisah memilukan lainnya,” ungkapnya.
Sebelum berangkat ke Manado, Zizi telah melewati seleksi yang sangat ketat, mulai dari tingkat kota hingga provinsi. Pada seleksi tingkat kota, tema cerpen yang diangkat sesuai dengan petunjuk teknis yang diberikan oleh Pusat, yaitu korupsi, toleransi beragama, dan gotong royong.
Namun, saat seleksi di tingkat Provinsi, sejumlah perubahan diterapkan. Pertama, naskah ditulis tangan. Kedua, durasi penulisan sekitar 3 jam. Ketiga, temanya tidak mengikuti juknis dari Pusat.
“Temanya tak terduga; tentang buku dan lingkungan,” ungkapnya. Tema itupun ditentukan beberapa menit sebelum waktu tes dimulai. Namun, baik pada seleksi di tingkat Kota maupun Provinsi, Zizi tetap keluar sebagai juara I.
Zizi mengaku optimis menjadi pemuncak dalam FLS2N tahun ini. Ia akan berbagi ilmu kepada teman-temannya mengenai penulisan cerpen setiba di Sumatera Barat.* (Billy Antoro)