[caption id="attachment_12455" align="aligncenter" width="300"] Ceng Mamad saat presentasi, Kamis (17/8/2017).[/caption]
Jakarta (Dikdasmen): Siswa-siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Kota Sukabumi, Jawa Barat, memiliki kepedulian tinggi terhadap pola hidup bersih dan sehat warga sekitar sekolah. Mereka melakukan penyuluhan ke rumah-rumah, memberikan pendampingan mengenai cara hidup bersih dan sehat terutama kepada warga miskin. Program ini dinamakan Kesatria, Keluarga Smanti Ceria. Smanti sendiri adalah akronim dari SMA Negeri Tiga. Sekolah ini memiliki 44 rombongan belajar dengan 1.672 siswa.
Menurut Ceng Mamad, Kepala SMAN 3 Sukabumi, kegiatan tersebut diinisiasi oleh siswa sendiri. Jiwa kerelawanan dan semangat berbagi mereka sangat tinggi. Kegiatan ini bekerja sama dengan kelurahan. “Sudah MoU dengan Pak Lurah,” kata Mamad di sela acara presentasi peserta LSS tingkat nasional di Hotel Kartika Chandra Jakarta, Kamis, 17 Agustus 2017.
Program ini, tambah Mamad, akan diperluas. Rencananya, siswa akan terjun ke tempat yang jauh di Kabupaten Sukabumi. Mereka akan tinggal 1-2 minggu di rumah penduduk saat musim libur sekolah. Pihak sekolah melakukan seleksi kepada siswa yang ingin terlibat dalam program ini.
Selain ke rumah warga, mereka yang tergabung dalam Kader Kesehatan Remaja juga terjun ke sejumlah Sekolah Dasar di sekitar SMAN 3 Sukabumi. Mereka memberikan penyuluhan tentang kesehatan. “Seperti mahasiswa PPL. Alhamdulillah SD-SD senang. Anak juga menyambut antusias,” ungkap Mamad. PPL adalah Program Pengalaman Lapangan berupa praktik mengajar yang dilakukan mahasiswa di sebuah sekolah.
Siswa-siswi yang melakukan asistensi baik ke rumah warga maupun ke SD sudah mendapat pembekalan memadai terkait Usaha Kesehatan Sekolah, Pola Hidup Bersih dan Sehat, dan beragam pengetahuan lainnya yang didapat dari sejumlah pelatihan yang diselenggarakan Dinas Kesehatan, Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Polri, dan Puskesmas.
“Pengetahuan tentang kesehatan mereka sudah lebih bagus daripada anak-anak kebanyakan. Itu langsung di bawah Pembina UKS tingkat sekolah,” jelas Mamad.
Selain Kesatria, program lain yang menunjukkan jiwa kerelawanan siswa adalah bank sampah. Siswa memegang manajemen pengelolaan bank. Keuntungan hasil usaha digunakan untuk beasiswa kepada anak kurang mampu.
Lalu bagaimana membangun jiwa kerelawanan di kalangan siswa? Sekolah yang dipimpinnya, jelas Mamad, memiliki visi berkarakter mulia berprestasi prima. Mamad sering menyampaikan nasihat kepada siswa bahwa sebagus apapun prestasi yang diraih, kalau tidak dibingkai oleh karakter yang mulia, akan sia-sia. Prestasi harus diraih dengan cara yang baik.
Untuk menanamkan karakter mulia ke dalam diri siswa, SMAN 3 Sukabumi melakukan penguatan lima budaya di sekolah, yaitu budaya bersih, antre, jujur, disiplin, dan prestatif. Selain itu, juga ditanamkan bahwa sekolah adalah rumah kedua yang dapat menjadi sarana untuk mengubah diri menjadi lebih baik.
Bagi Mamad, yang membuat sekolah mahal bukanlah guru dan gedung yang bagus, melainkan komunitas yang terbangun. Sekolah dibangun dengan atmosfer kreatif. “Yang membuat komunitas kreatif ini mahal, perlu upaya berbagai pihak. Kesadaran tumbuh dari internal siswa,” ungkapnya.
Pada hari ke-2 dan ke-3 acara Penganugerahan Pemenang LSS Tingkat Nasional, para peserta mempresentasikan program UKS yang telah diterapkan di sekolah masing-masing. Semua peserta menunjukkan keunggulan dan praktik baiknya.* (Billy Antoro)