Kinabalu, Malaysia (Dikdas): Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) bekerja sama dengan SEAMEO Regional Open Learning Centre (SEAMOLEC) menggelar workshop bertajuk 21st Century Project Based Learning Model. Acara berlangsung tiga hari, 24-26 Oktober 2014, di gedung SIKK, Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia.
Menurut Dadang Hermawan, Kepala SIKK, workshop bertujuan untuk meningkatkan kualitas komunikasi akademik antarpendidik yang tersebar di Negeri Sabah. “Kualitas komunikasi antarpendidik harus selalu ditingkatkan untuk menunjang pelayanan pendidikan bagi anak-anak Indonesia di tanah Sabah ini,” katanya dalam laporan pada pembukaan acara, Jumat, 24 Oktober 2014. Hadir dalam acara pembukaan Akhmad Daya Handasah Irfan, Konsul Jenderal Republik Indonesia Kota Kinabalu; Andhika Bambang Supeno, Fungsi Sosial-Budaya KJRI Kota Kinabalu; Iit Muhitoh Irfan, Ketua Dharma Wanita Persatuan; Suwandi Permana dan Teguh Wiyono, Koordinator Pendidik; Nursaadah, Abubakar Alatas, dan Ali Imron, tim pemateri dari SEAMOLEC.
Nursaadah, kepala pemateri SEAMOLEC, menyampaikan bahwa pendidikan harus terus berkembang seiring perkembangan zaman. Dunia pendidikan pada saat ini tidak lagi terbatas oleh ruang. “Pembelajaran pada zaman yang serba canggih ini telah memungkinkan seseorang belajar tanpa perlu bertatap muka,” ucapnya.
Setiap orang, tegas Akhmad Daya Handasah Irfan dalam sambutannya, harus mengikuti perkembangan teknologi. Pada 1992, ia menjadi tim notula Presiden Soeharto saat kunjungan ke beberapa negara di benua Afrika karena dapat mengoperasikan berbagai macam program komputer.
“Perkembangan teknologi merupakan hal yang mutlak untuk terus dipelajari. Memiliki kemampuan lebih dalam bidang teknologi dapat membuka berbagai macam peluang baik,” ujarnya. Workshop dibuka oleh Akhmad Daya. Ia sekaligus meresmikan laboratorium komputer SIKK.
Dalam pelatihan tiga hari itu, peserta mendapatkan banyak ilmu perihal pemanfaatan teknologi untuk pembelajaran jarak jauh. Materi dalam pelatihan ini adalah The Concept of Project Based Learning, Project Based Learning 21st, Integration of Technology in Project Based Learning, Hands on Practice on Technology Tools, Creating Project Idea, Mind Mapping Project Idea, Creating Project Plan, dan Presentation of Project Plan.
Guna menunjang keberlangsungan pelatihan, para peserta diberikan sejumlah perangkat lunak. Mereka juga dikenalkan pada sebuah laman media sosial khas pendidikan yaitu Edmodo yang dapat diakses di alamat www.edmodo.com. Mereka pun diajak untuk berinteraksi malalui dunia maya dengan membuat kelas dan perpustakaan virtual.
Pelatihan ini dirancang dengan pembelajaran saintifik yang menjadi acuan utama Kurikulum 2013 dengan menghadirkan Project Based Learning sebagai salah satu materinya. Pada materi ini, peserta belajar mengenal pembelajaran berbasis project. Pembelajaran model ini mengantarkan mereka untuk secara mandiri belajar sesuai dengan lingkungan tempat mengajar.
Pembelajaran berbasis project menekankan ide untuk membuat lingkungan lebih bermanfaat. Ide-ide tersebut kemudian dikaitkan dengan kompetensi pembelajaran yang berlaku di Indonesia. Model ini akan mendorong siswa belajar sekaligus membuat lingkungan lebih bermanfaat.
Pada hari kedua, 25 Oktober 2014, Ari Purbayanto, Atase Pendidikan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Malaysia, menjumpai para peserta Workshop di Laboratorium Komputer SIKK. Kesempatan luar biasa ini digunakan oleh para pendidik untuk berbagi pengalaman ihwal kendala-kendala yang terjadi terkait dengan layanan pendidikan di Sabah.
Ari mengucapkan terima kasih kepada para pendidik yang telah mengabdi sebagai pelayanan pendidikan bagi anak-anak Indonesia di Sabah. Ia berharap mereka terus memberikan layanan pendidikan yang terbaik. “Di mana pun berada, kita harus selalu berpikir untuk berkarya,” ungkapnya.
Hasil Workshop berupa bahan pembelajaran disimpan di perpustakaan digital SIKK dan dapat diakses melalui laman www.sikk.edmodo.com. Seluruh peserta diharapkan membagikan ilmu yang didapat kepada rekan-rekan pendidik lainnya di daerah masing-masing.* (Rahmadi Diliawan)
* Rahmadi Diliawan, guru SIKK, Ketua Tim Fasilitator 21st Century Project Based Learning Model.