Eva menargetkan juara. Ia juara 1 di provinsinya setelah mengalahkan lebih dari 20 pelari saat seleksi di tingkat provinsi.
Menurut Martina, pendamping, saat seleksi di tingkat kabupaten/kota dan provinsi, ada tes dan wawancara sebelum lomba dilaksanakan. “Apabila tidak sesuai dengan kriteria dari panitia, tidak akan ikut lomba. Atau ikut lomba tetapi tidak diperhitungkan, menyiasati agar anak tidak ngambek karena sudah jauh-jauh dari daerah,” jelasnya di sela pembukaan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Senin, 17 September 2018..
Martina turun tangan sendiri melatih anak-anak didiknya. Tidak mengambil pelatih dari luar karena pertimbangan biaya.
Kendati menargetkan medali, Martina tetap berharap anak-anak didiknya juga menjalin pertemanan dengan atlet dari kontingen lain. Ia pun meyakini bahwa kompetisi olahraga seperti O2SN menumbuhkan rasa berani dan percaya diri dalam diri anak berkebutuhan khusus. “Apabila anaknya awalnya pemalu, setelah ikut lomba jadi lebih berani. Senang bertemu temannya, ternyata teman mereka banyak,” jelas Martina.* (Atika Yuanita)