Banda Aceh (Dikdasmen): Adam Amrullah, Izmi Hafzah dan Aslam Fikri adalah peserta Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) XI tahun 2018 pada bidang teater jenjang SMA yang dilaksanakan di Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh mulai tanggal 26 Agustus s.d. 1 September 2018. Mereka merupakan siswa-siswi SMK PPN Lembang, Jawa Barat. Pada FLS2N XI ini, mereka akan menampilkan lakon Tangkuban Perahu yang menceritakan kisah tradisional Jawa Barat, yaitu Sangkuriang.
Menurut Adam, dari pelajaran yang didapatnya mengenai teater, hal terpenting dalam teater adalah penjiwaan karakter sang tokoh.
“Yang akan menjadi pokok penilaian adalah penjiwaan karakter dari para penampil, setelah itu baru faktor-faktor pendukung seperti jalan cerita, tata panggung, hingga intonasi suara,” ujarnya di sela-sela pembukaan FLS2N XI di Stadion Harapan Bangsa, Kota Banda Aceh, Senin, 27 Agustus 2018.
Adam, salah satu duta FLS2N dari Provinsi Jawa Barat ini berharap agar seni budaya tradisional bangsa Indonesia lebih diperhatikan, terutama untuk melestarikannya. Jika tidak dan enggan diturunkan kepada generasi berikutnya, dapat menyebabkan seni budaya tersebut lama-lama menghilang.
“Namun seni tradisonal tersebut juga harus mengikuti budaya global seperti seni musik, seni peran, tari, dan lain-lain, sehingga dapat saling melengkapi sekaligus melestarikan dan memperkenalkan seni budaya Indonesia ke seluruh dunia,” jelas Adam.
Sementara itu, duta FLS2N dari Provinsi Jawa Barat yang lain, yaitu Restu M. Bagja akan mengikuti bidang lomba musik tradisonal, bersama Vallery Renata, Dinita Bilqis, Abdul Gifron, dan Fikri Yulian. Mereka berlima akan memainkan alat musik tradisional Sunda yaitu kecapi, kendang, rebana, dan kokol. Mereka bersekolah di SMKN 10 Bandung pada jurusan seni
“Saya sendiri mulai belajar memainkan instrumen musik dari kecil,” ujar Restu. Tim ini akan membawakan tembang Sunda yang berasal dari Cianjur, dengan aransemen yang disusun oleh mereka sendiri, di mana faktor terpenting menurut Restu adalah penonjolan permainan masing-masing alat musik tradisional tersebut.
Robert L. Tenggara