Yogyakarta (Dikdasmen): Pencak silat tidak sekadar ilmu bela diri. Ia juga mengajarkan nilai-nilai keagamaan. Belajar pencak silat juga mempelajari cara hidup, bergaul, dan bertingkah laku.

“Pencak silat itu memiliki kaidah yang membedakan dengan bela diri lainnya yaitu mengutamakan tingkah laku anak,” kata Desi Ariyani, pelatih pencak silat dari Lampung, di sela pembukaan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Senin, 17 September 2018.

Menurut Desi, sebelum mendidik anak menjadi pesilat, mentalnya harus terlebih dulu diperbaiki. Hal ini penting agar anak tidak suka berkelahi di luar perguruan. Seorang pesilat juga harus mampu menyembunyikan jati diri sebagai seorang pesilat. “Pencak silat itu mencari kawan, bukan mencari lawan.”

Pencak silat mempertandingan dua kategori lomba yaitu tunggal putra dan putri serta kategori tanding putra dan putri. Kontingen Lampung berasal dari SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung yaitu Arrifa Putri Agustin, siswi kelas VII, Tory Octa Pratama, siswa kelas IX. Baik Arrifa maupun Tory mengikuti kedua kategori lomba tersebut.

Desi mengatakan keduanya sudah melakukan persiapan dengan maksimal. Mereka berlatih usai jam sekolah selesai setiap Senin sampai Sabtu. “Hal itu kami lakukan agar siswa kami tidak ketinggalan pelajaran, bahkan di saat bulan Ramadhan pun kami masih tetap melakukan latihan,” jelasnya. Arrifa dan Tory, lanjut Desi, merupakan siswa berprestasi di bidang akademik dan juara kelas.* (Jamal Abdilah)