Mataram (Dikdas): Rabu pagi, (03/09) Drs. H. Lalu Fatwier Ghozali, S. Pd., M. Pd., sedang mengerjakan beberapa tugas di ruang kerjanya yang asri. Ada beberapa surat yang harus ia tandatangani.
“Maklum, tidak ada sekretaris,” ujarnya bercanda.
Lalu Fatwier Ghozali adalah Kepala Sekolah SMAN 1 Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Pagi itu, di sekolahan yang ia pimpin sedang dilaksanakan ujian Olimpiade Sains Nasional XIII jenjang Sekolah Menegah Atas (SMA) bidang Matematika dan Biologi. Pada bidang Matematika terdapat 95 peserta, sementara Biologi ada 93 peserta.
“OSN ini merupakan kegiatan yang harganya mahal. Emas buat kita!” kata pria yang akrab disapa Mamik ini—Mamik merupakan sebutan orang Mataram terhadap pria yang sudah menunaikan ibadah haji, red.
Menurut Mamik, OSN mendatangkan banyak inspirasi bagi segenap pendidik dan tenaga kependidikan di SMA 1 Mataram untuk mengembangkan kualitas siswa dalam bidang sains.
“Kita dapat melihat berbagai macam aktivitas OSN yang harus kita kerjakan mulai dari persiapan, pelaksanaan hingga hasilnya. OSN di Mataram ini merupakan pengalaman yang akan kita pelihara baik-baik dan akan kita kembangkan dengan baik, karena dari berbagai sisi penyelenggaraannya, OSN ini sangat memberikan arti yang besar dan signifikan,” tegas Mamik, yang mengaku melibatkan para guru dan tenaga kependidikan dalam pengawasan dan kepanitiaan OSN.
Selain itu, Mamik juga mengakui bahwa OSN juga merupakan peluang bagi dirinya sebagai kepala sekolah untuk lebih mengoptimalkan kemampuannya dalam mengelola potensi yang ada di sekolah demi pengembangan potensi siswa dalam bidang sains.
Pada OSN XIII ini, SMAN 1 Mataram beruntung dapat mengirimkan enam siswa terbaiknya. Mereka mengikuti OSN bidang Biologi, Ekonomi, Matematika dan Fisika. Terhadap keenam siswanya, Mamik telah melaksanakan persiapan matang agar mereka sukses dalam OSN.
“Persiapan dimulai sejak beberapa bulan sebelum pelaksanaan OSN, mulai semester ganjil. Lalu kita juga telah menyediakan dana khusus, dan mendatangkan beberapa nara sumber dari Jakarta, Bandung, dan juga Universitas Mataram dalam rangka memberikan gemblengan kepada keenam anak tersebut,” ujar Mamik.
Nara sumber itu, tambah Mamik, juga memberikan materi kepada siswa-siswi yang merupakan calon peserta OSN tahun depan, yang berjumlah sekitar 10 – 15 orang.
Sementara itu, ketika ditanya soal target juara, Mamik memasang 4 target. Pertama, pada OSN bidang Matematika dan Biologi Mamik memasang target juara.
“Karena kedua anak yang ikut pada dua bidang itu memiliki pengalaman olimpiade. Ada yang di luar negeri dan universitas,” kata Mamik.
Kedua, berdasarkan rekomendasi para pembina OSN yang ia datangkan, keempat anak didik lainnya dapat memperoleh medali dengan prosentase sebesar 60 persen. Ketiga, Mamik juga sangat berharap agar OSN yang digelar disekolahannya dapat memotivasi siswa-siswi lainnya, sehingga pada tahun mendatang ada banyak siswa SMA 1 Mataram yang ikut OSN.
Keempat, Mamik berharap para guru SMA 1 Mataram dapat menguasai materi-materi OSN sehingga dapat membantu siswa-siswi menjadi peserta SON di masa mendatang.
“Jadi 80 persen dari penyelenggaraan OSN ini kita sudah bisa menyerap. Misalkan dari sisi alat, model alat, jenis alat, tatib dan lainnya. Jadi seperti yang saya bilang, OSN ini emas buat kita!” tegas Mamik.*
M. Adib Minanurohim