Banda Aceh (Dikdasmen): Modal utama menjadi pencipta puisi adalah membaca dan menulis. Demikian disampaikan Sustiana, siswi kelas 12 SMA Negeri 1 Dlingo Bantul. Duta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ini mengatakan bahwa dengan membaca wawasan menjadi lebih luas.
“Sisihkan waktumu untuk membaca dan menulis, karena dengan rajin membaca dan menulis merupakan salah satu modal untuk menjadi seorang pencipta puisi. Selain itu, dengan membaca wawasan kita semakin luas,” ungkap Sustiana di Grand Nanggroe Hotel, Banda Aceh, Rabu, 29 Agustus 2018.
Pada Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) XI jenjang SMA ini, Sustiana mengikuti lomba bidang cipta puisi.
“Temanya bencana, dengan tema yang khususnya karakter,” ujar siswi kelahiran Bantul 22 Mei 2001 ini.
Berangkat dari tema tersebut, Sustianan memberi judul Di Samping Jalan pada karya cipta puisinya. “Intinya mengandung nilai-nilai penguatan pada generasi muda Indonesia, jadi generasi yang sedang mengalami down, kita harus mengimbanginya dengan memberikan sport,” jelasnya.
Selama mengikuti FLS2N XI di Kota Banda Aceh, Sustiana mengaku merasa senang. Ia berharap dunia sastra Indonesia disenangi para pelajar Indonesia.
“Ayolah kita kembangkan sastra Indonesia, khususnya cipta puisi. Teruslah berkarya dan mencintai karya-karya para sastrawan Indonesia,” pesannya. “Sisihkan waktu 15 menit untuk membaca agar wawasan lebih luas. Karena kalau tidak membaca, itu biasanya tidak update. Pokoknya harus baca. Jangan baca WA terus, meski WA perlu. Harus perbanyak membaca buku walaupun kadang buku itu mahal, cuman ya berapalah? Paketan kuota aja mahal masa kita tidak bisa menyisihkan uang untuk beli buku,” ujarnya.*
Mustofik Slamet