Pada babak IV, Rabu, 27 Juli 2016, di Ballroom Hotel Mega Anggrek, Jakarta, Setiawan mengaku kesulitan saat melawan kontingen Jambi. Namun pada akhirnya ia berhasil menjadi pemenang.
Ia mengaku sempat gagal dalam babak I dan III. Tetapi dengan terus belajar, mencoba, dan berdoa, ia mampu meningkatkan poin pada babak II dan IV. Kini ia sudah mengantongi 2 poin pada babak IV dan berharap dapat ditingkatkan terus pada babak selanjutnya.
Jejak penghargaan Setiawan di bidang catur terekam sejak ia duduk kelas I SD. Dia sering menjuarai perlombaan catur di lingkungan sekolah dan lingkungan tempat tinggalnya. Sekarang ia juga masuk dalam klub Percasi Kabupaten Asahan.
Kepiawaian Setiawan dalam olahraga otak ini merupakan turunan dari ayahnya, Togar Manurung. Togar adalah pembina dan pelatihnya dalam meningkatkan kemampuan caturnya. Togar juga pernah beberapa kali menjuarai perlombaan catur di lingkungan rumahnya. Menurut Togar, Setiawan lebih memilih catur sebagai hobi sejak TK.
“Pertama-tama saya melihat banyak permainan atau gitar saya letakkan di rumah, lalu dia memilih catur. Saya tes IQ-nya untuk mengetahui arah kemampuannya, ternyata memang catur,” ungkap Togar.* (Harys Kristanto)