Pada set I, aksi kejar-kejaran angka berlangsung secara dramatis. Penambahan angka di antara kedua tim lebih banyak karena kesalahan pemain. Alfi Devi Lestari, pemain Jawa Timur dengan nomor punggung 1, menunjukkan kehebatannya. Banyak smesnya tak terbendung dan jatuh sempurna di lambung lawan.
Di awal set II, tim Sumatera Selatan berhasil meninggalkan Jawa Timur dengan skor 4-0. Namun situasi ini tak bertahan lama. Jawa Timur, melalui aksi heroik Devi Sang Kapten, berhasil memutarbalikkan situasi. Mereka menyamakan kedudukan 6-6 dan terus melaju mencetak angka. Devi memupus perlawanan Sumatera Selatan dengan smes tajam ke area jantung lapangan lawan. Pertandingan ditutup dengan skor 26-16 dan 25-15 untuk kemenangan Jawa Timur.
Devi bintang lapangan hari itu. Ia lokomotif angka bagi timnya. Siti Marheni, pelatih, merasa bangga dengan penampilannya. “Penampilan Devi sangat luar biasa,” ujar guru olahraga di SD Negeri Kendalrejo, Srengat, Blitar, ini, usai pertandingan. “Ia selalu siap untuk ambil bola. Ia pun bisa memimpin dan membangkitkan semangat teman-teman lain.”
Marheni tidak banyak mengatur pola permainan anak didiknya. Ia hanya menetapkan strategi bermain dan membiarkan mereka mengeksekusinya. “Kalau anak-anak sudah main, saya biarkan mereka enjoy bermain,” ucapnya.
Devi mengaku menikmati permainannya. Smesnya yang tajam dan sulit diblok lawan dilakukan dengan penuh perhitungan. “Kalau smes nggak usah terburu-buru,” ungkap siswi kelas VI SDN Sidomulyo 3 Selorejo, Blitar, ini. Devi merupakan pemain alami, tidak mengikuti klub bola voli.
Pengidola Aprilia Manganang, spiker terbaik kompetisi bola voli Proliga 2016, ini juga optimis akan melaju ke babak final dan membawa Jawa Timur meraih emas seperti tahun sebelumnya. “Menghadapi final besok, santai saja,” ucapnya.
Sebelum berangkat ke Jakarta mengikuti Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), Devi dan tim menjalani 15 hari karantina; 10 hari di Blitar dan 5 hari di Surabaya. Karena masa karantina di bulan Ramadan, maka tim latihan sekali sehari tiap malam. Usai Idul Fitri, latihan kembali digencarkan pagi, sore, dan malam setiap hari.* (Billy Antoro)