[caption id="attachment_10279" align="aligncenter" width="614"] Yolanda S.A. Doloksaribu[/caption]
Palembang (Dikdasmen): Menjadi guru pembimbing sekaligus orang tua kandung bagi siswa yang didampingi membuat Rentauli Turnip bangga terhadap Yolanda S.A. Doloksaribu, anaknya. Yolanda adalah peserta Olimpiade Sains Nasional Bidang IPA tingkat Sekolah Dasar.
“Di sini saya bisa sama-sama merasakan untuk berjuang,” katanya di sela pembukaan OSN di Palembang Sport & Convention Center, Palembang, Senin pagi (16/5/2016).
Adanya hubungan ibu dan anak, kata Rentauli, membuat cara mengajar dan mendidik menjadi lebih santai. Selain belajar di sekolah, Yolanda juga bisa belajar di rumah sesuai dengan kemauannya.
“Ketika mood belajar ya kita ajari. Ketika tidak sedang mood ya tidak dipaksa,” ujar guru kelas VI di SDN 173273 Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, ini.
Menurut Rentauli, Yolanda gemar membaca. Walau tidak disuruh belajar, pasti anak itu belajar sendiri. Kalau ada hal yang tidak mengerti, Yolanda bertanya kepadanya.
“Yolanda sejak kelas I sampai kelas V meraih peringkat 1 selalu. Di rumah, saya tidak pernah memaksanya belajar. Dia pintar karena hobinya membaca,” ungkapnya.
Rentauli kemudian menjelaskan strategi mengajar anaknya agar bisa bersaing dengan peserta lain. Salah satunya dengan mencari dan mengunduh soal-soal terbaru di internet sebagai bahan dan materi ajarnya dalam membimbing Yolanda.
Rentauli mengatakan ia baru pertama kali ikut ajang tingkat nasional mendampingi anaknya. Yang menggembirakan, keikutsertaan ini merupakan yang kali pertama mewakili Tapanuli Utara di mana selama ini siswa tingkat SD belum pernah sampai ke jenjang nasional.
Ia pun percaya bahwa Yolanda bisa memberikan yang terbaik untuk daerahnya. Sebab ia sangat hafal tumbuh kembang anaknya.
“Saya tidak menargetkan dia untuk menjadi juara, hanya mengupayakan dia bisa melakukan yang terbaik saat lomba nanti,” kata Rentauli.
Rentauli sadar, dibandingkan Pemerintah Kabupaten/Kota lain, dukungan Pemkab Tapanuli Utara dirasa masih kurang. Pemkab lain mendatangkan tutor dari tingkat provinsi untuk mengajar anak-anak di kabupaten tersebut. Sebaliknya, dari awal sampai sekarang, hanya dirinyalah yang membimbing anaknya. Situasi ini mendorong Rentauli tak berharap muluk pada pencapaian Yolanda. “Masuk 10 besar sudah senang buat saya pribadi,” ungkapnya.* (Dwi Riyanto)