Banda Aceh (Dikdasmen): Sri Wahyuning Raisih, siswi kelas 12 IPA SMAN 7 Gorontalo Utara, mengatakan bahwa pesan yang disampaikan dari Monolog yang ia bawakan adalah penghormatan terhadap pilihan seseorang. Siswi kelahiran Popalo 31 juli 2001 yang akrab disapa Cici ini telah menampilkan Monolog Dari Tiga Kamar pada Festifval dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) XI jenjang SMA bidang teater monolog.

“Hargai setiap pilihan seseorang dan jangan pernah menjatuhkan pilihan tersebut karena berbeda dengan pilihan kita,” ujar Cici di Gedung Sultan II Selim ACC PMI Banda Aceh, Selasa 28 Agustus 2018.

Menurut Cici, Monolog Dari Tiga Kamar yang merupakan karya Iswadi Pratama, memiliki banyak pesan dan sangat cocok untuk generasi saat ini.

Sementara itu, keberhasilan menampilkan Monolog Dari Tiga Kamar merupakan kebanggan tersendiri bagi Cici. Banyak hal yang ia dapat, seperti pengalaman, teman, pelajaran, dan harapan. Cici bercerita, sebelum menampilkan Monolog tersebut, ia mengaku kesulitan karena harus memainkan 3 peran perempuan sekaligus, yaitu semasa menjadi siswa di sekolah, ketika menjadi wanita karir, dan ketika menjadi ibu rumah tangga yang telah memiliki anak. Karakter perannya cenderung lembut namun keras kepala, karena lebih teguh pada pendirian untuk memilih jalan hidupnya sebagai pekerja seni. Sedangkan orangtuanya ingin dia menjadi seperti orang pada umumnya, yaitu sekolah, kuliah, kerja, berkeluarga, dan mati masuk surga.

Untuk menguasai karakter tersebut, Cici selalu menyempatkan waktu untuk menghafal naskah monolog seusai membantu ibunya di warung makan. Cici berusaha sebaik mungkin untuk membuat orangtuanya bangga.

Cici berharap, di kemudian hari dapat lebih baik berlatih dan mendalami seni peran, meski mulanya ia hanya ikut-ikutan. Tapi di kemudian hari, ternyata ia seperti kena candu seni peran.

“Sudah menjadi candu berkarya di bidang peran, awal kelas 10 hanya sebatas ikut ekstrakurikuler teater. Kelas 11 menjadi juara 2 se-Provinsi Gorontalo dan alhamdulillah di penghujung masa SMA, cici bisa mengikuti perhelatan akbar FLS2N di Aceh,” pungkasnya.*

Muhammad Ikhsan Setyadi