Jakarta (Dikdasmen): Salah satu tokoh pencetus Gerakan Literasi Sekolah (GLS), Hamid Muhammad, mengatakan bahwa ada empat konsep dasar literasi. Pertama, mendengarkan, menyimak, dan memahami. Kedua, berbicara, yakni ketika anak didik dapat menyampaikan sesuatu; dari apa yang difahami, didengar, dan disimak.
“Berikan murid itu ruang atau kesempatan untuk menyampaikan apa yang harus disampikan,” ungkapnya di Hotel Atria, Tanggerang, Banten, Jumat 26 Juli 2019.
Ketiga, membaca. “Sering kita dengar ungkapan, membaca adalah jendela ilmu. Tanpa membaca, jangan harap wawasan akan bertambah. Karena membaca merupakan kanal untuk menyerap pengetahuan,” tambahnya.
Keempat, adalah menulis. “Seseorang jika ingin menulis, maka ia mesti banyak membaca dan mendengarkan informasi penting dari orang lain,” tegasnya..
Lebih lanjut, Hamid mengatakan tentang alasan dianjurkannya siswa SD membaca minimal enam buku, SMP sembilan buku, dan SMA lima belas buku.
“Tak lain, untuk memperluas wawasan anak didik. Salah satu bacaan yang baik adalah bacaan fiksi, karena akan merangsang imajinasi guna mengembangkan fikirannya,” ujar Hamid yang saat itu berada di acara seminar yang diadakan Direktorak PPK.
Menurut Hamid, sangat penting mendorong anak didik punya minat tinggi dalam membaca. Karena kalau anak sudah gemar membaca, ia akan cari sendiri bacaan tanpa disuruh.
“Dan ini bisa dimulai sejak masih SD. Maka penting untuk mendorong anak-anak cinta buku,” tegasnya.*
Noer Yadi Izzul Haq