Ada 13 orang anggota delegasi Afghanistan yang hadir untuk berdiskusi tentang literasi di Indonesia. Delegasi dipimpin oleh Arian Abdul Wassay, Direktur Jenderal Kebijakan dan Perencanaan Kementerian Pendidikan Afghanistan. Audiensi ini merupakan kali kedua setelah kunjungan pertama pada 2018.
Harris menyambut baik kedatangan delegasi Afghanistan. Dalam paparannya, ia menjelaskan tentang potensi penduduk, budaya, sistem pendidikan, serta berbagai upaya pemerintah dalam menekan angka buta huruf sejak Indonesia merdeka. Ia juga menjelaskan model gerakan literasi yang menjangkau seluruh masyarakat Indonesia. “Kami menjalankan gerakan literasi yang mencakup literasi sekolah, masyarakat, dan keluarga,” katanya.
Anggota delegasi Afghanistan tampak antusias melontarkan pertanyaan. Mereka menggali lebih dalam peran Kemendikbud dalam menjalankan fungsi pembuatan regulasi dan pelibatan publik. Tak jarang pertanyaan mereka melebar menjangkau kebijakan tentang guru dan kurikulum. Harris mempersilakan delegasi untuk bertanya langsung kepada Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan dan Pusat Kurikulum dan Perbukuan yang memang masuk dalam agenda kunjungan delegasi berikutnya.
Setelah diskusi tentang pendidikan di Indonesia, acara dilanjutkan dengan paparan mengenai Gerakan Literasi Nasional (GLN) dan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Paparan GLN dibawakan oleh Luh Anik Mayani, Direktur SEAQIL, sedangkan paparan GLS dibawakan oleh Pangesti Wiedarti, Ketua Satgas GLS.* (Billy Antoro)