JUM’AT Pagi tanggal 3 Mei 2025, nampak murid-murid berseragam merah putih berbaris rapi di bagian dalam SD Negeri 125 Manado. Di depannya, berdiri para guru SD Negeri 125 Manado. Sementara di bagian tengah belakang, terlihat murid-murid yang berpakaian adat Manado bersiap menampilkan tarian dan nyanyian sambutan terhadap Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul Haq, yang hari itu akan mengunjungi SD Negeri 125 Manado beserta rombongan.
Sekira pukul 10.00 WITA, Wamen Fajar yang pagi tadi menjadi pemimpin upacara Hardiknas di Lapangan Sparta Tikala, Kota Manado, datang beserta rombongan. Sekelompok murid SD yang mengenakan pakaian adat segera menampilkan tarian dan nyanyian sambutan khas Manado. Wamen nampak tersenyum senang menerima sambutan hangat tersebut. Di akhir penampilan, Wamen menyalami satu-persatu para murid dan berfoto bersama.
Selanjutnya, Wamen Fajar menuju salah satu ruang kelas. Ia segera disambut guru dan para murid.
“Selamat pagi Bapak Wakil Menteri,” sambut guru dan para murid-muridnya. “Pagi ibu guru dan anak-anak,” jawab Wamen dengan senyum ramah.
Pagi itu, Wamen Fajar meninjau bantuan pemerintah terkait program digitalisasi pembelajaran berupa laptop, hardisk, dan Interactive Flat Panel (IFP), yaitu layar datar besar dengan kemampuan sentuh dan interaktif yang menggantikan fungsi papan tulis konvensional dan proyektor. Bantuan ini diberikan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah melalui Direktorat Sekolah Dasar kepada SD Negeri 125 Manado.
Selain SD Negeri 125 Manado, ada dua sekolah yang juga menerima bantuan pemerintah terkait digitalsasi pembelajaran, yaitu SD Negeri Malalayang dan SD Negeri 55 Manado.
Setelah menyaksikan guru SD Negeri 125 Manado menggunakan IFP, Wamen Fajar menyapa para murid-murid.
Menerima jawaban para murid, Wamen Fajar merasa senang.
Beberapa saat kemudian, Wamen Fajar berpamitan karena hendak melanjutkan serangkaian agendanya yang cukup padat.
Sementara itu, Nila Hamadi, Kepala Sekolah SD Negeri 125 Kota Manado, mengaku senang sekali menerima bantuan digitalisasi pembelajaran.
“Luar biasa pak, kami sangat bersyukur mendapatkan kepercayaan ini. Dari seluruh sekolah di Indonesia kami merupakan salah satu piloting project kegiatan digitalsasi pembelajaran dari kementerian ini. Mudah-mudahan ke depannya membantu guru dalam pembelajarannya, terutama karena fitur-fiturnya membuat anak-anak semangat,” ujar Nila senang.
“Jadi excited dalam pembelajaran,” tambahnya dengan mata berbinar-binar.
Hal yang sama disampaikan Sjultje Raturandang, Kepala SD Negeri 55 Manado. Perempuan yang menjadi kepala sekolah SD Negeri 55 Manado sejak tahun 2023 ini mengaku bersyukur sekolahnya memperoleh bantuan digitalisasi pembelajaran.
“Kehadiran IFP, Laptop dan Hdd itu banyak sekali manfaatnya. Kami bersyukur dan sangat senang karena mungkin ke depan SDN Negeri 55 Manado ini bisa lebih maju lagi,” ujarnya.
Sjultje mengatakan akan menggunakan bantuan digitalisasi pembelajaran sebaik mungkin. “Bukan ditidurkan di lemari, tapi kami harus gunakan. Harus dioperasikan. Bagi guru yang tidak tahu harus belajar,” tambahnya menyakinkan.
Senada dengan Sjultje, Landy, Wali Kelas VIA, SD Negeri 55 Manado mengatakan bahwa ia segera belajar menggunakan IFP, terutama saat pembekalan dan saat operator IFP datang di sekolahnya. Ia mengaku sangat bersemangat.
“Pastinya termotivasi juga karena alatnya lebih canggih dibandingkan alat sebelumnya yang berupa proyektor. Dan kami belum pernah menggunakan smartboard seperti ini. Jadi lebih tertarik dan saya yakin anak-anak dalam belajar bisa lebih optimal,” ujarnya.
Ke depan, Landy dan para guru akan menggunakan IFP secara bergantian. “Alat ini akan kami masukkan ke laboratorium agar para guru dan murid-murid dari kelas lainnya juga dapat menggunakannya,” ujarnya senang.
-oOo-
SELEPAS sholat Jum’at, Wamen Fajar melanjutkan kunjungannya ke SD GMIM 49 Kaiwatu, yang memperoleh bantuan pemerintah melalui Direktorat SD berupa revitalisasi sarana dan prasarana sekolah. Di sekolah yang terletak di Bilangan Kairagi Dua, Mapenget, Manado, ini Wamen mengikuti prosesi acara peletakan batu pertama (groundbreaking).
Dalam kegiatan tersebut, Wamen Fajar mengutip komitmen Presiden Prabowo dalam mewujudkan program prioritas pendidikan yang nyata dan menjawab kebutuhan rakyat. Satu di antaranya adalah revitalisasi sekolah.
Wamen Fajar mengatakan bahwa peletakan batu pertama di SD GMIM 49 Kaiwatu ini juga menegaskan bahwa perhatian negara terhadap pendidikan tidak hanya di Pulau Jawa, melainkan juga di luar Pulau Jawa dan termasuk daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar). Kegiatan ini adalah aksi nyata dari filosofi kementerian tentang membangun Pendidikan Bermutu untuk Semua.
"Revitalisasi di SD GMIM 49 Kaiwatu ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk mendukung keberlanjutan sekolah-sekolah swasta yang telah berkontribusi bagi pendidikan di Indonesia," tambah Wamen Fajar.
Mengutip naskah pidato Mendikdasmen Abdul Mu’ti bahwa komitmen negara terhadap pendidikan tidak hanya dalam sarana prasarana sekolah dan digitalisasi pembelajaran. Melainkan juga pada peningkatan kualitas, kualifikasi, serta kinerja guru. Dengan cara demikian, guru diharapkan dapat menjadi agen pembelajaran dan agen peradaban. Para guru tidak hanya menjadi fasilitator pembelajaran tetapi juga mentor dan konselor para murid. Guru adalah orangtua yang senantiasa berada di sisi para murid dalam suka dan duka, serta memandu para muridnya mencapai cita-cita luhur.
Di tempat terpisah, Walikota Manado, Andrei Angouw, mengaku senang sekolah-sekolah di Manado memperoleh bantuan pemerintah melalui Direktorat SD.
“Kita berterima kasih kepada pemerintah pusat yang telah membantu tupoksi kita. Kita selama ini juga sudah melaksanakan juga, tapi tentu dengan bantuan pemerintah pusat akan lebih cepat kita laksanakan revitalisasi sekolah-sekolah dan digitalisasi pembelajaran yang memang sangat penting, karena ke depan dunia ini dunia digital dan anak-anak kita ini harus disiapkan untuk dunia digital tersebut,” ujarnya senang.
Senada dengan Walikota, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Manado, Steven Tumiwa mengaku bersyukur sekolah-sekolah di Manado memperoleh bantuan pemerintah dari Direktorat SD.
“Sungguh sangat bersyukur, alhamdulillah karena perhatian Bapak Presiden RI untuk peningkatan kualitas pendidikan di Manado, dan saat ini ada groundbreaking untuk SD GMIM 49 Kaiwatu dan juga ada tiga SD yang menerima bantuan digitalisasi pembelajaran berupa IFP atau smartboard, yaitu SD Negeri 125 Manado, SD Negeri Malalayang, dan SD Negeri 55 Manado. Saya pikir, ini sangat sangat membantu dan pastinya dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Manado,” ujarnya penuh semangat.
Ke depan, baik Andrei maupun Steven berkomitmen akan menghimbau kepada para guru di sekolah penerima bantuan untuk memanfaatkan bantuan pemerintah seoptimal mungkin, dengan diiringi pelatihan IT kepada mereka.
“Pesan saya kepada sekolah penerima bantuan, semoga bantuan ini dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk peningkatan kualitas pendidikan bagi anak-anak. Jadi diharapkan betul-betul membawa manfaat kepada murid,” pungkasnya sumringah.*