WAKIL Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul Haq, didaulat menjadi peminpin upacara pada Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Lapangan Sparta Tikala, Kota Manado, Jum’at, 2 Mei 2025.
Saat itu, Wamen Fajar mengenakan baju adat Minahasa, dan didampingi oleh Walikota Manado, Andrei Angouw, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Manado, Steven Tumiwa, dan Kepala Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Sulawesi Uatara, Febry H.J. Dien. Hadir pula Forkopimda, Sekda Manado, para pejabat pemerintah Kota Manado dan undangan lainnya.
Selama upacara Hardiknas, Wamen Fajar memimpin upacara dengan khidmat. Ia membacakan Pancasila, menuntun hening cipta, hingga membacakan amanat Mendikdasmen Abdul Mu’ti, bahwa Hardiknas bukanlah sekedar seremonial tahunan yang ditandai dengan upacara bendera dan berbagai ragam lomba. Hardiknas merupakan momentum meneguhkan dan meningkatkan dedikasi, komitmen, dan semangat untuk memenuhi amanat konstitusi, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan layanan pendidikan yang terbaik, bermutu, dan berkemajuan bagi seluruh anak bangsa.
Undang-undang Dasar 1945 menegaskan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Di dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang bermutu. Sesuai amanat konstitusi, tidak boleh ada diskriminasi atas dasar agama, fisik, suku, bahasa, ekonomi, jenis kelamin, domisili dan sebab-sebab lain yang menyebabkan seseorang kehilangan kesempatan memperoleh pendidikan.
“Pendidikan adalah hak asasi dan hak sipil yang melekat dalam diri setiap insan, baik sebagai pribadi maupun warga negara,” ujar Wamen Fajar, membacakan naskah pidato Mendikdasmen, Abdul Mu’ti.
Pada hakikatnya pendidikan adalah proses membangun kepribadian yang utama, akhlak mulia dan peradaban bangsa. Secara individual, pendidikan adalah proses menumbuhkembangkan fitrah manusia sebagai makhluk pendidikan (homo educandum) yang dengannya manusia menguasai ilmu pengetahuan, memiliki keterampilan, dan berbagai kecerdasan yang memungkinkan mereka meraih kesejahteraan dan kebahagiaan material dan spiritual. Dalam konteks kebangsaan, pendidikan adalah sarana mobilitas sosial politik yang secara vertikal mengangkat harga dan martaat bangsa.
“Karena itu sangat tepat ketika Presiden Prabowo menempatkan pendidikan sebagai prioritas. Sebagaimana disebutkan dalam Asta Cita keempat, Presiden Prabowo berkomitmen membangun sumber daya manusia yang kuat sebagai aktor dan agen perubahan yang mengantarkan Indonesia menjadi bangsa dan negara yang adil dan makmur. Melalui pendidikan, Presiden Prabowo berkomitmen memutus rantai kemiskinan,” lanjutnya.
Revitalisasi dan Digitalisasi Pembelajaran
Naskah Pidato Mendikdasmen yang dibaca oleh Wamen Fajar juga menjelaskan tentang signifikansi revitalisasi sarana dan prasarana satuan pendidikan serta digitalisasi pembelajaran, yang saat ini menjadi salah satu program prioritas Direktorat SD.
Naskah itu menjelaskan bahwa Presiden bertekad memajukan pendidikan melalui revitalisasi sarana dan prasarana pendidikan, pembelajaran digital, dan peningkatan kualitas, kualifikasi, serta kinerja guru. Dengan cara demikian, guru diharapkan dapat menjadi agen pembelajaran dan agen peradaban. Para guru tidak hanya menjadi fasilitator pembelajaran tetapi juga mentor dan konselor para murid. Guru adalah orangtua yang senantiasa berada di sisi para murid dalam suka dan duka, serta memandu para muridnya mencapai cita-cita luhur.
“Untuk itu, diperlukan kerja sama semua pihak baik pemerintah, orang tua, masyarakat, dunia usaha, dan media masa. Pemerintah sebagai penyelenggara negara tidak dapat bekerja sendiri karena keterbatasan sumber daya dan sumber dana. Perlu dukungan dan partisipasi semesta agar pendidikan sebagai layanan publik dapat berperan mengantarkan anak-anak menjadi generasi hebat dan kuat,” ujar Wamen Fajar, tegas.
Wamen Fajar melanjutkan bahwa sejak Oktober 2024, kementerian telah melakukan langkah-langkah nyata membangun layanan pendidikan yang bermutu. Secara manajerial, kementerian memperbaiki tata kelola, pembinaan, dan kinerja guru. Secara kurikuler, kementerian akan menerapkan pembeajaran mendalam (deep learning), pemberlakukan Test Kemampuan Akademik (TKA), serta pembelajaran koding, dan kecerdasan artifisial (AI). Secara pedagogis—dalam rangka membentuk karakter—kementerian telah merumuskan kebijakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang meliputi bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat. Ada juga program Pagi Ceria meliputi Senam Anak Indonesia Hebat (SAIH), menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan doa bersama. Pendidikan karakter pada tingkat pendidikan Taman Kanak-kanak diluncurkan Album Kicau yang berisi lagu anak-anak.
“Dengan semangat Hardiknas, mari kita saling bergandeng tangan, bahu-membahu, dan bergotong royong mewujudkan Pendidkan Bermutu untuk Semua,” pungkas Wamen Fajar.
Setelah membacakan Pidato Mendikdasmen dan prosesi upacara Hardiknas selesai, Wamendikdasmen turun ke tengah-tengah peserta upacara untuk menyapa lebih dekat masyarakat Manado dan foto bersama.*