[caption id="attachment_5266" align="aligncenter" width="300"] Dr. Ing. Ir. Yul Yunazwin Nazaruddin, M.Sc, DIC.[/caption]
Jakarta (Dikdas): Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan meluncurkan dua program unggulan yaitu Data Pokok Pendidikan (Dapodik) dan Kuliah Daring pada Rabu, 15 Oktober 2014. Wakil Presiden Prof. Dr. Boediono dijadwalkan hadir untuk meluncurkan dua program tersebut. Peluncuran digelar di Ruang Graha Utama lantai 3, Gedung Ki Hadjar Dewantara, Kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Senayan, Jakarta.
Demikian disampaikan Dr. Ing. Ir. Yul Yunazwin Nazaruddin, M.Sc, DIC., Kepala Pusat Data dan Statistik Pendidikan (PDSP) di ruang kerjanya, Senin, 13 Oktober 2014. PDSP dan Unit Utama lain seperti Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal; Ditjen Pendidikan Dasar; Ditjen Pendidikan Menengah; dan Ditjen Pendidikan Tinggi; tambahnya, siap menyukseskan acara. “Kita akan tampilkan video durasi tiga menit tentang Dapodik,” katanya selaku ketua panitia penyelenggara.
Selain menampilkan video terkait Dapodik, sejumlah pejabat daerah akan menyampaikan testimoninya, yaitu Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi D.I Yogyakarta, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dan Bupati Gorontalo. Perwakilan Bank Dunia dan AUSAID, selaku lembaga donor, juga diberi kesempatan menyampaikan testimoni.
Menurut Yul Yunazwin, memasuki tahun ketiga sejak dimulai pada 2012, Dapodik mengalami perkembangan yang signifikan. Penjaringan data oleh sistem Dapodik dilakukan secara individual yang mencakup tiga entitas pendidikan yaitu peserta didik, satuan pendidikan, dan pendidik dan tenaga kependidikan. Ketiga entitas tersebut telah dijadikan basis data bagi berbagai program unggulan Kemdikbud, di antaranya penyaluran tunjangan guru, Bantuan Operasional Sekolah, dan rehabilitasi sekolah rusak. “Sekarang kita punya data yang berkualitas dan terintegrasi dari mulai SD sampai perguruan tinggi,” ucapnya.
Integrasi antarjenjang pendidikan pun menjadi agenda penting. Sebab, integrasi akan mempermudah semua unit dalam melakukan suatu kegiatan tanpa perlu lagi melakukan penjaringan data. Pelacakan data peserta didik pun akan mudah dilakukan. “Kita bisa tahu siswa diajar oleh siapa, belajar di rombel mana, dan rapornya bagaimana,” jelas Yul Yunazwin. Pelacakan riwayat data siswa dimulai dari PAUD hingga PT.
PDSP sebagai integrator pendataan di Kemdikbud, tambahnya, selalu terlibat dalam mekanisme pengumpulan data, seperti menyusun struktur pendataan. “Semua struktur pendataan diharapkan jadi satu sehingga mudah diintegrasikan dan diharapkan nanti ada sinkronisasi data,” ungkapnya. “PDSP berfungsi melakukan verifikasi dan validasi semua data yang ada.”
Sementara Kuliah Daring diwujudkan dalam bentuk aplikasi Pembelajaran Daring Indonesia Terbuka dan Terpadu (PDITT) yang dikelola Ditjen Dikti. Aplikasi ini bertujuan untuk memperluas akses mahasiswa terhadap media pembelajaran tanpa terhambat medan geografis yang berat. Interaksi antara mahasiswa dan dosen pun dapat dilakukan kapanpun dan di manapun.* (Billy Antoro)