JAKARTA (Pos Kota)- Siswa-siswi Sekolah Dasar kelas pemula (kelas 1 dan 2) di Indonesia sudah memiliki kemampuan membaca yang cukup baik. Survei yang dilakukan oleh lembaga internasional USAID bekerjasama dengan Kemendikbud, Kemenag dan Myriad Research tahun 2013 menyebutkan bahwa 48 persen siswa SD kelas pemula sudah bisa membaca dengan fasih dan memahami isi bacaan.
“Dengan melihat hasil survei ini maka bisa disimpulkan bahwa jenjang pendidikan SD telah mampu menjalankan fungsi esensialnya untuk mengembangkan kemampuan dasar dalam hal membaca, menulis dan berhitung,” jelas Ibrahim Bafadal, Direktur Pembinaan Sekolah Dasar Kemendikbud, Senin (16/6).
Meski hasil survei cukup memuaskan menurut Ibrahim, pemerintah memiliki catatan penting untuk menindaklanjuti hasil survei ini. Diantaranya adalah munculnya perbedaan tingkat kemampuan membaca lintas wilayah.
Untuk Jawa-Bali dan Sumatera, kemampuan membaca siswa SD berada diatas dan sama dengan hasil keseluruhan ditingkat nasional. Tetapi pada wilayah Kalimantan-Sulawesi dan Maluku-Nusa Tenggara-Papua (MNP) menunjukkan perbedaan yang sangat mencolok. Dimanaa untuk MNP hanyaa 24 persen dari keseluruhan siswa yang bisa membaca dengan baik dan 23 persen siswa belum bisa membaca.
“Secara nasional memang hanya 5,9 persen saja siswa yang belum bisa membaca pada kelas awal. Tetapi jika melihat wilayah Indonesia Timur, prosentasenya cukup tinggi,” lanjut Ibrahim.
Karena itu Kemendikbud akan menjadikan hasil survei tersebut sebagai bahan analisis masalah untuk menetapkan kebijakan yang tepat terkait penyelenggaraan pendidikan dasar.
Sementara itu Ester R Manurung, Project Management Specialist USAID Indonesia menjelaskan survei dilakukan dengan metode random sampling melibatkan 4800 siswa yang tersebar di 400 SD pada 80 kabupaten/kota. Melalui wawancara langsung dengan siswa face to face, survei juga menemukan bahwa peran guru dan manajemen sekolah sangat besar dalam hal mendorong kemampuan membaca siswa.
“Pada sekolah dimana gurunya sudah berpendidikan strata 1 atau sarjana, rata-rata kemampuan membaca siswanya tinggi,” kelas Ester.
Hal tersebut memungkinkan terjadi karena umumnya guru yang sudah S1 memiliki kemampuan memberikan timbal balik (feedback) yang baik pada siswa saat mengajar.
Survei serupa diakui Ester telah dilakukan di 60 negara lain di dunia. Jika melihat hasil rata-rata survei global maka siswa SD/MI di Indonesia sudah memiliki kemampuan yang cukup baik dalam hal ketrampilan membaca.
Menurut Ester, survei kemampuan membaca siswa SD ini sangat penting mengingat survei tidak hanya melihat kemampuan membaca siswa tetapi sekaligus juga untuk menilai apa yang perlu dilakukan ke depan.
“Jadi selain memperoleh gambaran secara nasional, hasil survei bisa menjadi bahan kajian terkait dengan kinerja guru, manajemen sekolah dan kepemimpinan sekolah serta dukungan masyarakat dalam hal ini orangtua,” pungkas Ester. (Inung/d)
Senin, 16 Juni 2014 18:55:24 WIB
Repro: poskotanews.com