Pemerataan mutu pendidikan masih menjadi problem yang harus dituntaskan. Salah satu faktor yang dapat meningkatkan mutu pendidikan adalah kualitas tenaga kependidikan yang di-upgrade terus-menerus. Karena sekolah yang berkualitas lahir dari tenaga kependidikan yang berkualitas pula.
“Itulah sebabnya Kemendikbudristek meluncurkan Program Sekolah Penggerak sebagai bagian dari program Merdeka Belajar. Program Sekolah Penggerak bertujuan meningkatkan mutu hasil belajar peserta didik melalui intervensi kepada sekolah-sekolah terpilih untuk melakukan transformasi dari dalam,” kata Jumeri, S.T.P., M.Si., Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah dalam acara Podcast Pojok Dikbud yang tayang di kanal Youtube Kemendikbud, Selasa, 18 Mei 2021.
Dirjen PAUD, Dikdas dan Dikmen melanjutkan, selama ini pemerintah melakukan perubahan pada sekolah dengan berbasis infrastruktur hebat, yang dilakukan hanya kepada sekolah tertentu saja. Tapi untuk Sekolah Penggerak ini dilaksanakan pada semua kondisi sekolah, baik yang masih level bawah, menengah maupun level atas.
“Melalui Program Sekolah Penggerak kita melakukan intervensi kepada seluruh sekolah. Karena yang ditunjuk sebagai Sekolah Penggerak nanti akan menggerakkan sekolah lain di sekitarnya,” tutur Jumeri.
Program Sekolah Penggerak secara umum berfokus pada pengembangan SDM sekolah, mulai dari siswa, guru, sampai kepala sekolah. Kualitas siswa diukur melalui pencapaian hasil belajar di atas level yang diharapkan dengan menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, inklusif, dan menyenangkan.
Ruang lingkup program itu mencakup seluruh kategori sekolah, baik negeri dan swasta. Sedangkan pendampingan akan dilakukan selama tiga tahun ajaran, untuk kemudian sekolah dapat melanjutkan upaya transformasi secara mandiri.
“Dalam peroses pemilihan SDM Sekolah Penggerak ini kita fokus terhadap Kepala Sekolah. Karena Kepala Sekolah merupakan induk dari keberlangsungan sekolah itu sendiri,” imbuh Jumeri.
Setelah melakukan seleksi untuk Sekolah Penggerak dari 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota, tahun 2021 ini yang ditunjuk sebagai Sekolah Penggerak baru mencapai 111 kabupaten dan kota.
“Mengapa baru 111 kabupaten dan kota, karena program sekolah penggerak ini dilaksanakan secara bertahap. Jadi setiap sekolah penggerak akan didampingi oleh pelatih ahli untuk bisa memastikan bahwa perubahan yang terjadi itu terkontrol, terkendali dan berlangsung dengan baik,” kata Dirjen PAUD, Dikdas dan Dikmen.
Dari 111 kabupaten dan kota, setiap kepala sekolah dari satuan PAUD, SD, SMP, SMA hingga SLB sudah mendaftar ke Kemendikbudristek yang kemudian diseleksi oleh panel ahli. “Yang sudah berjalan saat ini dari 111 kabupaten kota dan 34 provinsi, sudah ada sekitar 2.500 kepala sekolah,” kata Jumeri.
Ada banyak keuntungan bagi sekolah-sekolah yang ikut program Sekolah Penggerak. Diantaranya adalah akan terjadi transformasi pembelajaran di sekolah. Selain itu sekolah tersebut akan dibimbing untuk menerapkan model-model belajar yang menarik bagi peserta didik, akan diberi bantuan untuk operasional sekolah, kemudian juga sekolah bisa melaksanakan perencanaan sekolah dengan berbasis data.
“Sekolah juga akan dilatih oleh pelatih ahli sehingga kepala sekolah dan gurunya semakin hebat. Dengan dilatih terus-menerus, kualitas guru akan meningkat. Pada akhirnya peserta didiknya pun akan menjadi hebat dan memiliki hasil belajar yang lebih tinggi,” papar Jumeri. (Sumber: Direktorat Sekolah Dasar)