Dalam rangka memulihkan learning loss yang diperparah akibat pandemi Covid-19, pemerintah dalam hal ini Kementerian, Pendidikan, kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melakukan berbagai upaya, salah satunya meluncurkan Kurikulum Merdeka.
Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam. Dimana konten akan lebih optimal, agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan memperkuat kompetensi.
Agar kurikulum ini terimplementasikan secara merata di satuan Pendidikan Indonesia, Direktorat Jenderal Pendidikan Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Ditjen PAUD, Dikdas, dan Dikmen) melakukan sosialisasi Kurikulum Merdeka, salah satunya ke Kota Padang Sumatera barat, pada 17 Maret 2022.
Pendidikan menjadi salah satu fokus utama pemerintah Kota Padang, hingga kini tercatat oleh data pokok pendidikan (Dapodik) terdapat kurang lebih 1216 sekolah TK, hingga SMA yang tersebar di seluruh daerah Kota Padang.
“Kurikulum Merdeka ini yang pertama, salah satu cara kita untuk mengatasi dan membantu bagaimana mengatasi learning loss, kemudian yang kedua kita ingin memberikan kemerdekaan yang esensial kepada guru-guru kita baik dari cara, metode, sampai mengatur pembelajaran sesuai dengan kompetensi anak-anak kita,” ujar Drs. Mulatsyah, M.M., Direktur SMP Ditjen PAUD, Dikdas, dan Dikmen yang hadir dalam kegiatan sosialisasi tersebut.
Beliau melanjutkan, melalui Kurikulum Merdeka, pembelajaran bukan lagi menjadi sebuah kewajiban tetapi menjadi hal yang menarik bagi anak-anak. Sehingga menjadikan pembelajaran sebagai tempat situasi yang menyenangkan.
“Inilah yang kita rancang di dalam Kurikulum Merdeka. Pada sosialisasi kita ini akan banyak menyampaikan hal-hal yang prinsip tentang bagaimana menerapkan dan mengapa harus ada Kurikulum Merdeka. Itulah sebabnya kita menganggap penting, Bapak, Ibu Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kota dan Provinsi adalah orang yang harus pertama tahu tentang apa Kurikulum Merdeka,” kata Mulyatsyah dengan tegas.
Dr. Ulfa Maria, M.Pd., Kepala BP PAUD Dikdas, dan Dikmen juga menegaskan, memang saat ini pendidikan Indonesia sangat memerlukan suatu pemulihan dalam pembelajaran, terutama pada implementasi kurikulum. Apalagi beberapa tahun belakangan ini diperparah dengan permasalahan terkait pandemi sehingga mengakibatkan learning loss di berbagai tingkat jenjang pendidikan, baik PAUD, SD, SMP, maupun SMA.
“Oleh sebab itu kita memerlukan suatu perbaikan perubahan yang mendalam terkait proses pembelajaran. Ini saat yang tepat diadakannya Kurikulum Merdeka yang dapat melakukan pemulihan terhadap pembelajaran,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama Dr. Wisma Endrimon, M.Pd., Kepala BP PAUD, LPMP Sumatera Barat mengatakan, LPMP sangat berperan dalam mensosialisasikan Kurikulum Merdeka.
“karena sebagai UPT Kemendikbudristek LPMP adalah perpanjangan tangan atau miniatur dari Kementerian di daerah. Oleh karenanya LPMP mesti berkolaborasi, bekerja sama, hingga memfasilitasi semua komunitas dan semua ekosistem Pendidikan untuk siap menerapkan Kurikulum Merdeka,” ujar Wisma.
Begitu juga dengan Dr. H. Asfar Tanjung, M.M., Anggota Dewan Pendidikan Kota Pariaman Sumatera Barat menuturkan, sosialisasi ini cukup bermanfaat minimal bisa dipahami bagi rekan-rekan Dinas Pendidikan untuk lebih awal mengetahui tentang Kurikulum Merdeka. Dengan sosialisasi penerapan Kurikulum Merdeka ini diharapkan bisa dipahami oleh sekolah atau madrasah sehingga bisa diterapkan di sekolah masing-masing.
Sementara itu Iryasulan, M.Pd., Widyapada LPMP Sumatera Barat menghimbau setiap sekolah untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Ia menekankan, sangat baik bagi sekolah untuk mencoba menerapkan Kurikulum Merdeka. Dengan menerapkan perangkat belajar yang sudah disiapkan memang akan ada beberapa perubahan.
“Mudah-mudahan perubahan itu akan bisa membuat kita tertantang untuk membuat sesuatu yang baru. Beberapa kali saya melakukan pendampingan ke sekolah, dan semua sekolah bertanya apa yang terbaik buat kami apakah kami bertahan dengan kurikulum 2013 atau mencoba Kurikulum Merdeka. Saya selalu menyarankan marilah kita bergerak ke depan mencoba menerapkan Kurikulum Merdeka,” tutupnya.