[caption id="attachment_8621" align="aligncenter" width="300"] Kepala SMAN 1 Bantul, D.I Yogyakarta Titi Prawiti Sariningsih (tengah).[/caption]
Depok (Dikdasmen): Salah satu faktor keberhasilan Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bantul, D.I. Yogyakarta, menjadi juara I Lomba Sekolah Sehat (LSS) Tingkat SMA/MA/SMK Kategori Kinerja Terbaik (Best Performance) adalah inovasi. Menurut Titi Prawiti Sariningsih, Kepala SMAN 1 Bantul, inovasi yang dilakukan sekolahnya belum diterapkan di sekolah lain.
Inovasi itu didorong oleh letak sekolah yang berada di pinggir jalan. “Inovasinya adalah cintai paru-parumu. Dengan cara ada program ‘Nyeboi separu’, yaitu nyepeda kanggo kesehatan paru-paru,” kata Titi usai menerima penganugerahan pemenang di Hotel Bumi Wiyata Depok, Jawa Barat, Ahad malam, 16 Agustus 2015.
Selain itu, program lainnya adalah pemeriksaan spirometri, yaitu pemeriksaan untuk mengetahui gangguan di paru-paru dan saluran pernapasan, bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik. Pihak sekolah juga menggandeng Rumah Sakit Khusus Paru Respira Yogyakarta, Lembaga Swadaya Masyarakat yang membidani isu atimerokok. “Kami bekerja sama dengan banyak sekali instansi terkait,” ungkap Titi. Program ini dicanangkan dua tahun lalu.
Titi juga menjelaskan program konkret sekolahnya dalam menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) bagi peserta didik. Program itu di antaranya cuci tangan sebelum dan sesudah makan, cuci tangan setelah dari toilet, dan selalu membersihkan kamar mandi.
Lalu ada bank sampah. Sampah tak hanya disetorkan, melainkan digunakan untuk sarana sedekah. Sampah yang dikumpulkan ke bank sampah dijual dan hasilnya untuk sedekah.
Titi bersyukur penerapan PHBS didukung penuh oleh kader sehat. Sudah ada sekitar 150 kader dari jumlah siswa 600-an. “Setelah ini justru beban kami lebih berat karena menjadi rujukan sekolah di daerah sekitar Yogyakarta,” tegas Titi.* (Billy Antoro)