Tangerang (Dikdasmen): Minggu malam tanggal 29 Juli 2019, gemerlap sinar warna-warni lampu begitu indah menghiasi rungan Ballroom Hotel Atria, Sorpong, Tangerang, Banten. Sementara ratusan anak-anak berkebutuhan khusus duduk rapi di kursi yang telah sejak sore disiapkan oleh panitia Festival Literasi Sekolah (FLS) dari Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus.

Di raut wajah para peserta FLS III, nampak harap-harap cemas. Ya, tepat malam itu adalah waktu yang dinanti-nanti oleh para peserta, yakni pengumuman pemenang atau juara lomba literasi yang diikuti siswa-siswi SLB dari 34 provinsi seluruh Indonesia.

Selang beberapa waktu, ada satu siswa yang rona wajahnya berubah gembira, ketika namanya disebut dengan suara lantang oleh pembawa acara sebagai juara I lomba Penulisan Kreatif Cerpen. Dia adalah Nurul Rahmah, siswi kelahiran 14 Februari 2003, dari sekolah SLBA Negeri Nurani, Kota Suka Bumi, Jawa Barat. Rona-rona bahagia tergambar jelas di wajah puteri dari pasangan Suhendar dan Nuraini ini.

Rahmah tak menampik mengenai rasa bahagianya. Baginya tak hanya soal ia dapat meraih juara I di ajang lomba cerpen. Lebih dari itu, ia telah berhasil mengharumkan nama sekolah dan daerahnya.

“Saya senang karena bisa membawa harum sekolah dan juga bisa melanjutkan keberhasilan kakak-kakak pada tahun yang lalu,” ungkapnya sembari mengelus-elus piala yang dipeganganya.

Cerpen yang ditulis oleh anak yang duduk di kelas II ini pada babak penyisihan bercerita tentang orang bermain musik ke luar negeri. Sementara pada babak final, Rahmah menulis cerpen tentang Diskusi Cara Untuk Memajukan Bangsa Indonesia.

“Di cerpen secara umum mengisahkan Naruto yang lagi diskusi sama Kak Akbar, soalnya kita melihat sukanya anak sekarang main game dan itu kebanyakan game dari luar negeri. Nah kita itu pengin bicara agar mereka tidak terlalu terlena dengan game,” ceritanya.

Menurut Rahmah, cerpennya akan diposting di laman blogspot.com, agar anak-anak bisa baca artikel dan mereka jadi termotivasi.

“Secara umum pesan yang mau disampaikan, intinya para anak muda itu harus bisa mengatur waktu dan kita jangan terlalu cinta dengan budaya lain, tapi cintailah budaya negara Indonesia,” jelasnya.

Rencana ke depan, Rahmah ingin melanjutkan kuliah, meski kini ia masih duduk di kelas 2 SMA. Ia juga ingin ikut lomba catur.

Sementara itu, awal mula tumbuhnya kemampuan menulisnya, berawal dari kegiatannya yang sering baca cerita dan kemudian tumbuh rasa ingin menulis. “Akhirnya saya nulis-nulis dan ikut lomba di 17 Agustusan di SLBA dan meraih juara I,” ujarnya.

“Intinya harus sering baca dan sering menulis, terus berlatih, karena kalau kita tanpa membaca tak mungkin kita bisa menulis,” imbuh sisiwi yang ingin menjadi sastrawan besar seperti Asma Nadia ini.

Noer Yadi Izzul Haq