“Pada babak perebutan medali ini, saya menggunakan jurus Chatan Yara Kusanku yaitu teknik yang diawali dengan gerakan lembut selama beberapa waktu, lalu dilanjutkan dengan gerakan yang cepat dan keras, lalu gerakan lembut lagi, kurang lebih begitu polanya,” jelasnya di Ballroom Grand Hotel Nanggroe, Banda Aceh, Rabu, 28 Agustus 2019. Tetap tenang dan mengatur pola bernafas juga merupakan salah satu caranya menghadapi babak tersebut.
Aan menambahkan, ia terus berlatih dengan cara mengingat dan mengulang setiap gerakan jurus yang akan ia gunakan di babak terakhir. Dengan latihan yang ia lakukan dengan tekun, akhirnya membuahkan hasil.
Ini bukan kali pertama penampilan Aan di ajang O2SN. Ia pernah mengikuti ajang O2SN saat SMP pada tahun 2015 di Makassar, kemudian di Jakarta pada 2016 di Jakarta, lalu saat SMA tahun 2018 di Yogyakarta. Di tahun 2019 inilah pada akhirnya usaha Aan yang pantang menyerah membuahkan hasil. Ia berhasil meraih medali perunggu.
“Pesan saya untuk yang belum lolos ke O2SN tahun ini agar tetap semangat, pantang menyerah, karena saya saja dari SMP tahun 2015 sudah ikut O2SN dan baru tahun 2019 ini saat SMA baru bisa dapat juara,” tambahnya. *(Rheza Wibisono)