Tangerang (Dikdasmen): Mengenakan baju hitam dan sedikit motif daun hijau tua, Dirly Agustiyan sangat cekatan menggerakan tubuhnya. Ia tahu kapan harus bergerak lentur dan seolah-olah kaku. Tak hanya itu, ekspresi wajahnya yang dimulai dari gembira, sedih, dan kembali gembira seolah menceritakan alur cerita pantomim yang ia lakukan.

"Tema saya di tahap 15 besar atau final ini adalah tentang rusaknya alam Belitong karena pertambangan. Tapi kita masih bisa memperbaikinya dengan reboisasi," ucapnya usai pementasan final pantomim pada Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) di Hotel Golden Tulip, Tangerang, Rabu, 18 September 2019.

Siswa kelas VI SD Negeri 6 Damar, Belitung Timur, ini mengaku tema pantomimnya merupakan hasil diskusi dengan pelatihnya, Nano Febri. "Setiap mau tampil Kak Febri selalu ke saya, apa ide saya, lalu kita gabungkan ide kita," ujarnya.

Diskusi tema, sambung Febri, membuatnya senang dan semangat berpantomim. "Pendapat saya ternyata berharga," imbuhnya dalam logat melayu yang kental.

Menurut Febri, adanya diskusi tema memperkuat alur cerita. "Pantomim itu, kan, bukan sekadar gerak tubuh dan ekspresi muka, melainkan juga harus punya cerita dan pesan," ungkapnya. "Kalau bisa ceritanya harus dari kehidupan sehari-hari."

Dengan cerita yang kuat, Febri dan Dirly optimistis akan mendapatkan hasil terbaik dalam FLS2N 2019 ini. "Maunya juara satu," jawab mereka kompak seraya tersenyum.* (Virdika Rizky Utama)