Mataram (Dikdas): Di hari pertama Olimpiade Sains Nasional (OSN) jenjang Guru, peserta menjalani tes teori dan eksperimen. Lomba dimulai pukul 09.00 di Hotel Atria and Conference, Serpong, Tangerang, Banten. Semua peserta tampak begitu tegang sekaligus antusias menghadapi tes.
Salah satunya adalah Meimanius Waruwu, guru SMP Negeri 1 Hiliduho, Nias, Sumatera Utara. Ia mengaku sangat tegang menghadapi ujian perdananya. “Saya merasa tegang dari semalam,” ucap alumnus Pendidikan Fisika Universitas negeri Medan (Unimed) 2008 ini.
Rasa was-was yang dialaminya bukan tanpa alasan. Tes ekperimen menggunakan alat-alat praktikum yang tidak ada di sekolahnya. “Kami kekurangan fasilitas. Ini yang membuat saya resah,” keluhnya. Kendati demikian, ia tetap menargetkan minimal masuk 10 besar. “Keterbatasan fasilitas saya jadikan sebagai pelecut untuk tetap berikhtiar,” tukasnya.
Situasi yang sama dialami Primawatie, guru SDN Percobaan Kota Waringin, Kalimantan Tengah. Ia terpaksa kembali membuka buku teks yang dimiliki saat kuliah. “Kendala kami fasilitas. Untuk menyiasatinya, saya kembali baca buku yang saya punya waktu kuliah,” tuturnya. Meski begitu, ia tetap optimis bisa masuk lima besar. “Saya harus optimis bisa lima besar. Saya ingat peribahasa Ora et Labora,” ujarnya.* (Virdika Rizky)