Bogor (Dikdas): Rudi Septianto, atlet catur tingkat Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB) asal Riau, bertekad ingin meraih juara I. Dengan gelar itu, ia yakin dapat membanggakan kedua orangtuanya.
Untuk menjadi juara tentu saja Rudi mempunyai persiapan yang matang. Ia berlatih dua hari sekali di sekolah. Persiapannya tentu saja berbeda dengan pemain catur pada umumnya. Sebagai penyandang tunanetra, Rudi memakai alat khusus yang dibuat oleh pelatihnya yang bernama Mulyanto Eko. Menurut Eko, alat yang dibuatnya dapat memudahkan Rudi dalam bermain catur.
“Saya buat semacam pengenal seperti huruf braille di setiap bidak catur dan terbukti Rudi mampu melakukannya,” ujarnya.
Sebenarnya Eko tak ingin menargetkan muluk-muluk pada Rudi. Namun, melihat kesungguhan murid yang duduk di kelas VII SMP ini, Eko menjadi semangat.
“Rudi baru bermain catur setahun yang lalu, terlebih O2SN 2014 ini merupakan keikutsertaannya yang pertama. Untuk itu awalnya saya tidak menargetkan apa pun,” tuturnya.
Namun, diakui Eko, rasa optimismenya dipengaruhi oleh kegigihan dan hasil yang diperlihatkan Rudi selama seleksi di daerah.
“Perkembangan Rudi mengagumkan. Saya jadi terpacu untuk membawa Rudi menjadi juara,” ungkapnya.* (Virdika Rizky)