Kupang (Dikdasmen): Bukan rahasia bila dewasa ini, seiring kemajuan dunia teknologi dan informasi, fenomena hoax, yaitu berita palsu atau informasi tidak benar yang dibuat seolah-olah benar adanya, begitu bertebaran di Indonesia. Lebih-lebih tatkala musim pemilihan kepada daerah, perkembangan hoax ibarat jamur di musim hujan.
Persoalan tersebut, tentu sangat menyedihkan dan menjadi kekuatiran tersendiri bagi sebagian besar stakeholder pendidikan, terutama terkait nasib dan masa depan bangsa Indonesia. Berangkat dari kondisi ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, mengangkat tema hoax pada lomba desain poster tingkat SMA, dalam Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) X, di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Lomba ini bertempat di Swiss-Belinn Kristal, Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Selasa siang, 26 September 2017, salah satu peserta lomba desain poster, Miftah Fauzi, nampak tenggelam dalam karyanya yang bertema melawan hoax. Duta Provinsi Maluku Utara yang duduk di kelas X SMAN 1 Kota Ternate ini, terlihat sedang menggambar seorang pelajar yang memakai sebuah pelindung dan bendera negaranya untuk melindungi bangsanya dari serangan hoax. Berita-berita hoax ia gambarkan sebagai benda-benda tajam yang dapat merobek–robek bendera dan melukai bangsanya.
Siswa kelahiran Makassar 7 April 2002 ini baru pertama kali mengikuti FLS2N. Ia bercerita bahwa keikutsertaannya dalam lomba desain poster dibimbing oleh Aswin A. Ilyas. Ia memperoleh pelajaran tentang bagaimana cara menggambar dengan benar dan mengartikan maksud dari gambar itu.
“Mulai dari latihan mengambar dengan cara manual sampai menggambar dengan menggunakan komputer,” ujarnya.
Lomba desain poster cukup bermanfaat bagi Miftah yang bercita-cita menjadi komikus, arsitek dan desainer ini. “Saya bisa berkarya dan karya kita di publikasikan,” tambahnya. “Karena di karya itu terdapat kata-kata atau pesan ajakan yang dapat mengajak seperti anak-anak bangsa untuk berkreasi untuk melawan sesuatu yang tidak diinginkan.”
Sebagai siswa yang suka terhadap seni, Miftah ingin terus berkarya.
“Banyak berkreasi dan tunjukan yang terbaik untuk bangsa Indonesia,” ujar siswa yang berharap generasinya menjadi generasi berkarakter baik, bermoral dan bertanggungjawab ini.*
Ngadirun