“Biasa aja sih. Tidak ada rasa deg-degan. Setelah tampil juga senang karena bisa menyelesaikan tarian dengan baik,” ujar ketiga siswa SD Negeri Juhut 4 Pandeglang ini, kompak, usai tampil di Hotel Allium Tangerang, Banten, Rabu, 18 September 2019.
Mereka menampilkan Tari Sundat. Tarian ini bercerita tentang arak-arakan dan pentas seni pada saat sunat massal. Tarian ini ditampilkan agar lestari karena kini budaya arak-arakan tersebut sudah hilang di Pandeglang. Budaya arak-arakan dulu dilakukan masyarakat Pandeglang agar anak-anak di sana tidak takut disunat.
Tarian ini, menurut Endang Suhendar, sang pelatih, telah berproses selama 11 bulan. Ia memulainya dari datang ke sejumlah SD untuk mencari siswa yang bermental dan berjiwa kuat. Setelah terpilih, mereka dilatih dengan olah tubuh agar siap menjadi penari yang hebat.
“Kami melakukan latihan tersebut di kaki Gunung Karang, karena Dhaniel, Aji, dan Alpin memang merupakan anak gunung,” ujarnya.
Hendar berharap ketiga anak didiknya terus melanjutkan aktivitas menari. Sebab mereka, katanya, sudah mempunyai modal untuk berproses ke tahap selanjutnya.* (Rezha Wibisono)