Tarian yang dibawakan oleh kontingen Maluku Utara itu bernama Kapita Mano. Kapita Mano merupakan sebutan bai pejuang perempuan di Pulau Mare yang mengabdi pada Kesultanan Tidore. Menurut Atika, Mano diambil dari bahasa Tidore yang berarti manusia yang bsai berubah wujud menjadi kelelawar.
“Tarian ini digarap kembali dengan berpijak pada beberapa gerakan tari tradisi Tidore yang berkembang pada budaya masyarakat Tidore yaitu Tari Salai, Tari Cingeri, Tari Kapita, dan Tari Soya‐soya,” jelasnya.
Secara keseluruhan, penampilan anak didiknya terbilang bagus. Namun, ada beberapa hal teknis yang menurutnya masih kurang, yaitu dari segi rekaman musik pengiring.
“Masih ada sedikit kendala karena hasil rekaman lagu yang mengiringi tarian tersebut masih kurang bagus,” ungkapnya. Atika yakin anak didiknya akan menoreh prestasi di ajang tahunan ini.* (Suleman Abdul Rahman)