[caption id="attachment_10865" align="aligncenter" width="567"] Haura Farhanna Rifka dan Jasriadi[/caption]
Jakarta (Dikdasmen): Haura Farhanna Rifka, atlet bulu tangkis asal Riau, punya masalah dengan kok. Bola bersayap putih itu terasa berbeda dengan bola yang dipakainya saat latihan.
“Bola kok itu sangat cepat. Itu yang membuat susah,” ujar siswi SMP Negeri 4 Pekanbaru ini di Gelanggang Olahraga Cendrawasih, Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa, 26 Juli 2016. Ia baru selesai menghadapi atlet Jawa Barat.
Haura mengaku persiapan ketat telah dilakukan. Dengan begitu ia optimis maksudnya tercapai. Siswi kelas VII ini pun punya strategi untuk menghadapi lawan. “Waktu pertandingan tadi lawan bergerak dengan sangat lambat jadi harus bermain lebih cepat lagi,” jelasnya.
Masuk di semifinal, Haura harus bekerja keras dan targetnya bisa masuk ke babak final. Tapi pada pertandingan besok, ia harus mengalahkan lawan yang berikutnya dengan berlatih lebih giat lagi.
Jasriadi, pelatih, menuturkan kekalahan anak didiknya dari atlet Jawa Barat. ”Pertandingan yang dilakukan Haura sudah bagus. Ia kurang beruntung saja,” ujarnya. Penyebab kekalahannya, menurut Jasriadi, akibat pengaruh kok yang berbeda yaitu kok Nine yang digunakan pada O2SN lebih cepat. Sementara ia biasa menggunakan kok Sun Power yang geraknya lebih lambat.
Jasriadi menerima kekalahan anak didiknya secara sportif. Kekalahan, baginya, adalah indikator agar berlatih lebih keras lagi.* (Eky Fajri)