[caption id="attachment_6893" align="aligncenter" width="300"] Thamrin Kasman[/caption]
Jakarta (Dikdas): Tahun ini, pelaksanaan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) dan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) diselenggarakan di bulan yang sama yaitu Agustus. Ajang O2SN digelar di Makassar, Sulawesi Selatan, pada 2-8 Agustus 2015. Sedangkan FLS2N dilaksanakan di Palembang, Sumatera Selatan, pada 23-29 Agustus 2015.
Penentuan waktu tersebut telah melalui proses yang panjang. Proses terkait dengan penyamaan jadwal antar direktorat teknis, penyesuaian anggaran berkaitan dengan perubahan struktur Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, dan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan yang ingin melibatkan masyarakat dalam ajang prestisius itu.Senin, 23 Maret 2015, Ditjen Dikdas dan Ditjen Dikmen kembali menggelar rapat koordinasi pelaksanaan O2SN dan FLS2N. Acara dihadiri seluruh perwakilan direktorat teknis dan sekretariat Ditjen Dikdas dan Ditjen Dikmen. Rapat membahas perkembangan persiapan pelaksanaan kedua lomba, di antaranya lokasi lomba, penginapan, dan jumlah peserta.
Lokasi lomba untuk O2SN menggunakan arena yang cukup besar, yaitu Gelanggang Olahraga, hotel, dan kampus. Sementara FLS2N memanfaatkan hotel dan pusat budaya sebagai lokasi lomba.
Salah satu kendala terbesar yang dihadapi panitia adalah ketersediaan penginapan bagi peserta. Jumlah peserta sangat besar. Tak semuanya bisa diakomodasi oleh hotel yang dimiliki tuan rumah bertepatan dengan tanggal pelaksanaan. Terlebih, panitia harus bersaing dengan panitia lain serta acara yang dilakukan institusi lain.
[caption id="attachment_6892" align="aligncenter" width="300"] Suasana Rakor O2SN & FLS2N, Senin (21/3/2015).[/caption]
Imbasnya, masih ada direktorat teknis yang belum mendapatkan hotel. Kendati demikian, panitia terus mengupayakannya.
Menurut Thamrin, karena waktu pelaksanaan sudah dekat, tak perlu bersusah payah mendapatkan hotel berbintang banyak. Asal layak huni dan memenuhi standar, peserta dan panitia dapat menempatinya. “Yang penting standar penginapan terpenuhi, di antaranya ada tempat tidur, kamar mandi, air, makanan, dan ber-AC,” jelasnya.
Ia berharap panitia sesegera mungkin mencari tempat penginapan. Tak perlu mengulur waktu. Kalau perlu manfaatkan tempat penginapan yang dimiliki lembaga pemerintah seperti LPMP dan hotel yang dikelola SMK Perhotelan. “Semakin cepat mencari, makin berpeluang mendapatkan akomodasi. Jika lambat, makin sedikit dapat peluang,” ujarnya.
Terkait kebijakan pelibatan institusi pendidikan yang dikelola kementerian lain sebagai peserta lomba, di mana kebijakan tersebut dikeluarkan baru-baru ini, belum bisa maksimal dilakukan. “Seleksi peserta di tingkat kabupaten/kota sudah berjalan, tak mungkin dilakukan seleksi lagi,” kata Yudistira, Kepala Bagian Perencanaan dan Penganggaran Setditjen Dikdas.
Namun Yudi yakin, pada pelaksanaan olimpiade tahun depan, siswa madrasah dapat menjadi peserta Olimpiade Sains Nasional, FLS2N, dan O2SN di semua jenjang pendidikan.
Selain membahas kesiapan panitia, Rakor juga membahas usulan tema yang akan diangkat dalam O2SN dan FLS2N. Rakor akan terus digelar menjelang pelaksanaan lomba.* (Billy Antoro)