[caption id="attachment_6726" align="aligncenter" width="300"] Negus Siregar[/caption]
Jakarta (Dikdas): Tiga kegiatan apresiasi sastra yang rutin digelar Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar mengalami perubahan sasaran tahun ini. Hal demikian terjadi akibat imbas efisiensi anggaran dan pemotongan perjalanan dinas sebesar 43% yang diterapkan di seluruh kementerian, termasuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tiga kegiatan itu adalah Lomba Menulis Cerita (LMC) tingkat SD/MI dan SMP/MTs, Workshop Membaca, Menulis, dan Apresiasi Sastra (MMAS), dan Sastrawan Bicara Siswa Bertanya (SBSB).
Demikian diungkapkan Negus Siregar, Kepala Bagian Umum, Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, pada rapat persiapan LMC, MMAS, dan SBSB di Jakarta, Selasa, 10 Maret 2015. Rapat dihadiri sejumlah sastrawan dan akademisi di antaranya Taufiq Ismail, Suminto A. Sayuti, dan Nenden Lilis Aisyah.Untuk LMC, tambah Negus, para juara per kategori akan dipilih sebanyak 10 orang, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang memilih 15 orang per kategori. Sementara pelaksanaan SBSB berlokasi di lima kabupaten/kota, empat di Pulau Jawa dan satu di Sumatera. “Sebab biaya perjalanan dinas hanya cukup di dalam Jawa,” jelasnya. Peserta LMC adalah siswa-siswi SD/MI dan SMP/MTs se-Indonesia.
Workshop MMAS juga mengalami perubahan. Sebelumnya, workhop yang diikuti oleh guru Bahasa Indonesia se-Indonesia ini digelar dua kali, yaitu untuk guru SD/MI dan SMP/MTs. Nanti, MMAS digelar di Kota Cirebon. Pesertanya guru-guru di sekitar Kota Udang itu. “Narasumbernya juga tidak bisa sebanyak dulu lagi,” tegasnya.
Taufiq Ismail menyampaikan apresiasi kepada Kemendikbud yang masih bersedia mengalokasikan anggaran untuk kegiatan apresiasi sastra. Melalui kegiatan seperti ini, katanya, cita-cita menjadikan anak bangsa cinta literasi bisa terus berlanjut. “Cinta membaca buku dan pandai menulis, dua hal yang menjadi bekal bagi seluruh bidang ilmu yang akan dituntut. Sangat mendasar, sebenarnya,” ucapnya.
Ia kemudian mengajak Kemendikbud dan sastrawan untuk meningkatkan semangat dalam mengawal perubahan di negeri ini. “Mari kita bismillah, melangkah maju lagi sampai terjadi perubahan yang lebih menyenangkan,” katanya.* (Billy Antoro)