Ditjen PAUD, Dikdas, dan Dikmen menerima kunjungan dari Pemerintah Kabupaten Batang Hari, Provinsi Jambi pada hari Selasa 31 Mei 2022, di gedung Kemendikbudristek, Senayan, Jakarta.

Dalam kunjungan tersebut Muhammad Fadhil Arief, Bupati Kabupaten Batang Hari menyampaikan bahwa tujuan dari pertemuan ini adalah untuk mendukung percepatan implementasi program Merdeka Belajar di Kabupaten Batang Hari, antara lain terkait sinkronisasi Kurikulum Merdeka antara pusat dan daerah untuk menguatkan proses pelaksanaan di daerah.

“Kami mengharapkan ada arahan serta sinkronisasi terkait Merdeka Belajar khususnya Kurikulum Merdeka. Harapannya melalui Kurikulum Merdeka para tenaga pendidik di Batang Hari bisa menjadi guru yang update dengan peraturan dan ilmu baru,” ujar Muhammad Fadhil Arief saat menyampaikan sambutannya.

Sejalan dengan visi Kemendikbdristek dalam melakukan digitalisasi sekolah, Fadhil Arief menyampaikan di Kabupaten Batang Hari sudah menerapkan absen yang sangat ketat berbasis elektronik. Selain itu pemerintah daerah pun juga turut memantau data dapodik terkait status dan kondisi sekolah yang ada di Kabupaten Batang Hari.

“Kami perlu penguatan dari Kemendikbudristek, terutama terkait dengan merubah paradigma dan kebiasaan tenaga pendidik serta masyarakat di Batang Hari. Jangan sampai apa yang kami lakukan mendapat perlawanan, karena ini melawan kebiasaan, zona nyaman diganggu, dan mereka pasti berontak, namun saya yakin masih bisa dihentikan. Sehingga nanti anak-anak yang tamat dari Batang Hari bisa sejajar dengan dari kabupaten kota lain dan melahirkan anak-anak yang mampu bersaing,” imbuhnya.

Senada dengan yang disampaikan oleh Muhammad Fadhil Arief, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Batang Hari Zulpadli, S.Pd., M.Pd. menambahkan, berkaitan dengan mutu pendidikan, dan menguatkan model pembelajaran di era digital, pemerintah Kabupaten Batang Hari sangat membutuhkan arahan dari Kemendikbudristek, karena hal ini sangat membantu untuk perbaikan pendidikan ke depan.

“Oleh karenanya kami butuh sosialisasi untuk model pembelajaran terbaru. Setelah Covid-19 ini semua kegiatan kurang berjalan, inovator berkurang, sehingga hilang semangat. Karena kita sudah di era digital, dan guru-guru kami banyak tertinggal,” tutur Zulpadli.

Ia mengungkapkan ada sekitar 70% guru di Batang Hari yang gagap teknologi (gaptek), dan sebanyak 30% para guru yang memahami perkembangan teknologi. Berdasarkan hal inilah pemerintah Kabupaten Batang Hari ingin mendapatkan arahan dari Kemendikbudristek terkait upaya apa yang harus dilakukan terhadap guru yang belum memahami teknologi.

Dalam kunjungan ini, Kadisdik Kabupaten Batang Hari tersebut juga menyampaikan, beberapa program yang akan dilakukan oleh pemerintah Batang Hari terhadap peningkatan mutu pendidikan. Diantaranya menyusun kurikulum muatan lokal dengan penanaman nilai budaya agar tidak terlalu tabu bagi masyarakat khususnya di Batang Hari.

“Karena semua berlaku di adat masyarakat, kami butuh pencerahan nanti dari Kemendikbudristek ketika kurikulum muatan lokal ini sudah bisa kami laksanakan di semua sekolah Batang Hari,” kata Kadisdik.

Selanjutnya terkait dengan rencana kegiatan Kenduri di seluruh Jambi, untuk mengembangkan kepariwisataan. Semua kegiatan itu sudah terencana, berkaitan dengan nilai, kebudayaan dan pariwisata.

“Ini juga kami butuh arahan apa kira-kira penguatan untuk kami? Jadi nanti setelah acara selesai ada exchange yang bisa dilaksanakan. Kemudian terkait dengan sarana prasarana, itu banyak UKS yang belum diperbaiki, ruang guru belum ada, kami juga butuh alat peraga, alat informasi yang kekinian untuk di daerah, atau ketersediaan teknologi yang lebih mudah untuk menunjang proses belajar mengajar,” ujarnya.

Koordinator Penjaminan Mutu Pendidikan dan Kerjasama Sekretariat Direktorat Jenderal PAUD, Dikdas, dan Dikmen Bapak Katman S.Pd., M.A., mengapresiasi bupati dan tim, karena menemukan konsen serius di Batang Hari, dan bagaimana konteks di daerah bisa diselesaikan bersama.

Terkait dengan peningkatan proses pembelajaran Katman menyampaikan, peningkatan sumber daya sekolah, termasuk sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Batang Hari yang belum terakses digital, gurunya gaptek terhadap teknologi, itu artinya terlebih dahulu kualitas gurunya yang harus ditingkatkan. Caranya adalah dengan membagi dari kategori usia.

“Kita mulai dari peningkatan kualitas SDM guru dan kepala sekolah. Semakin banyak dari Kabupaten Batang Hari yang menjadi sekolah penggerak, maka kompetensi meningkat. Guru bisa di update lewat program guru penggerak. Kita tidak bisa mengcover karena kita punya ratusan ribu SD, SMP, SMK dan PAUD. Dan ada kurang lebih 3 juta guru yang PNS, belum yang tidak terdaftar. Kita tidak bisa menjangkau semua,” kata Katman.

Beliau melanjutkan, ada kesadaran dari kepala sekolah dan guru untuk memperbaiki kinerja sekolah, serta ada 2 mekanisme yang dapat dilakukan. Pertama dibangun lewat pusat pelayanan dan helpdesk dijangkau sampai provinsi, dan yang kedua melalui mekanisme komunitas belajar, praktisi yang sudah mempraktekan Kurikulum Merdeka dan akan berbagi dengan sekolah yang sudah mendaftar Kurikulum Merdeka.

“Unsurnya banyak, ada dari guru penggerak, lembaga mitra yang bergerak di wilayah kerja masing-masing,” tutupnya.