Bogor (Dikdas): Catur adalah salah satu cabang olah raga yang unik. Berbeda dengan olah raga lain yang banyak mengundang keluarnya peluh dari pori-pori kulit, catur lebih menitikberatkan pada kekuatan pikiran. Menurut Lutfi Imaduddin, peserta O2SN 2014 asal Kalimantan Barat, pecatur dituntut untuk berfikir cermat dan teliti.
Semua langkah, baik yang dilakukan lawan maupun oleh pecatur itu sendiri mesti dicermati dengan baik. Langkah keliru yang dibuat bisa berakibat fatal dan tentu saja ujungnya adalah kekalahan.
Lebih dari itu, untuk mematikan permainan lawan perlu dilakukan strategi untuk memancing lawan untuk berbuat kesalahan. Misalnya dengan mengorbankan perwira untuk dimakan, namun tujuannya adalah untuk menjebak lawan agar mati langkah.
Dari permainan catur manusia dilatih untuk berfikir sistematis. Dengan demikian catur dapat membawa manfaat yang luar biasa.
“Dengah catur kalo sudah tua tidak bikin pikun, teliti, ulet dan melatih pikiran,” ujar siswa yang sedang duduk di kelas X SMA ini di Sentul International Convention Center, Bogor (15/6).
Ketertarikan remaja yang akrab disapa Lutfi ini dimulai sejak ia duduk di kelas empat SD. Awalnya memang karena meniru dari bapaknya yang hobi bermain catur. Seiring dengan bertambahnya usia minat Lutfi semakin membesar. Untuk itu akhirnya dimasukkan ke klub Bhineka Chess School. Namun, untuk sekarang ia lebih memilih untuk mengembangkan dan mempertajam kemampuan caturnya melalui komputer.* (Baydhowi)