Pertandingan berlangsung sengit. Menurut Sarah, lawannya tergolong tangguh. “Lumayan agak dapetan juga ya, orangnya. Cuma kalau dicepetin terus ditekan, dia ‘mati sendiri’,” tuturnya usai bertanding di Gedung Bulu Tangkis Lapangan Lambung Ulele, Selasa, 27 Agustus 2019.
Sarah melumpuhkan lawan dengan menggunakan teknik Skene atau teknik melihat titik kelemahan lawan. “Kan tadi lawannya agak pendek, jadi bola nyatu, dilewat-lewati, sama dijauh-jauhi. Jadi kakinya nggak cepet, kan,” ungkapnya.
Kesuksesan Sarah tak lepas dari peran ayahnya Timothy Erich Yonathan Rambitan yang juga bertindak sebagai pelatih di sekolahnya. Timothy sendiri melihat lawan anaknya bukan orang sembarangan. “Memang kalau dilihat dari struk-nya, lawannya tadi bagus, karena dia sering ikut turnamen ke luar negeri, Paralympic,” ungkapnya.
Lawan Sarah, tambah Timothy, tuna rungu. Tapi, dengan pengalaman sering bertanding di luar negeri seharusnya bisa tampil lebih dari itu. “Cuma karena tertekan, pola yang dilakukan oleh Sarah itu akhirnya membuatnya keteter, bingung dia mau bikin apalagi,” ungkapnya.
Sarah bangga memiliki ayah yang melatihnya. Ia berharap bisa meraih emas. Ia ingin mengikuti karier pebulu tangkis nasional Susi Susanti dan Kencana Kintan.
“Tentunya ke depannya kita akan latihan lagi, latihan lagi, dan latihan lagi untuk bisa lebih baik,” ungkap Timothy sambil memegang pundak Sarah.* (Aip Saepudin)