Jakarta (Dikdas): Olimpide Olahraga Siswa Nasional (O2SN) 2014 ini adalah kali yang keempat bagi Dwima Febriani, atlet dari Provinsi Bali. Siswa kelas 2 SMA jurusan bahasa ini pernah mengikuti O2SN di Jakarta ketika masih SD dan berhasil mempersembahkan medali emas untuk Provinsi Bali. Ketika duduk di bangku SMP dia juga berhasil lolos seleksi untuk mewakili Bali dan meraih medali emas. Di O2SN 2014 ini ia bertekad mengulangi kesuksesan yang pernah ditorehkan di beberapa ajang O2SN.
“Sekarang ini harusnya emas,” selorohnya ketika ditanyakan tentang harapannya dalam O2SN 2014 di sela-sela latihan di halaman Hotel Kaisar Jakarta Selatan, Senin (16/6).Kesuksesan yang pernah diperoleh bukan proses yang mudah. Ia mesti mengikuti latihan yang rutin dan menanamkan rasa percaya diri bahwa ia mampu.
Meski demikian emas bukan harga mati Dwi. Ia menyadari bahwa kemampuan peserta lain juga tidak bisa dianggap remeh. Optimis memang harus dipelihara oleh seorang atlet, namun jika sikap ini berubah menjadi over confident akan berbahaya. Pada saat itu menjadi awal kehancuran seorang atlet.
Semakin bertambahnya waktu, pembinaan tentang olahraga silat semakin membaik. Kondisi ini membuat persaingan semakin kompetitif. Ada beberapa daerah yang memang memiliki silat yang cukup disegani.
“Lawan berat itu tetap dari Jakarta, Jawa Tengah dan Jatim,” jelas Dwi.
Cabang olahraga yang diikuti Dwi adalah pencak silat tunggal yang mengedepankan seni. Ia diuntungkan dengan kegiatan hobi yang umumnya diikuti oleh remaja Bali, yaitu menari. Sebagaimana umum diketahui, seni tari itu sendiri menuntut kelenturan gerak tubuh. Alhasil ini memudahkan Dwi dalam menampilkan jurus-jurus silat.
“Silat seni itu kan gerakannya seperti menari,” pungkasnya.* (Baydhowi)