[caption id="attachment_11160" align="aligncenter" width="300"] Sepsa Algia Safira[/caption]
Manado (Dikdasmen): Ada cerita unik dari kontingen DKI Jakarta. Tentang teknis akomodasi yang diterapkan panitia. Sepsa Algia Safira, pelatih tari kreasi asal DKI Jakarta, bercerita bahwa anak didiknya tak mau satu kamar dengan peserta dari provinsi lain. Ia kemudian menasihati mereka agar mau satu kamar dengan kontingen daerah lain.
“Di Manado ini tidak hanya untuk berkompetisi, tetapi kita harus mencari teman baru, berbaur dengan peserta lainnya dan kita semua bersaudara serta harus bersosialisasi,” nasihatnya kepada mereka.
Akhirnya, kata Sepsa, mereka mau menerima. Ia setuju dengan aturan panitia yang menempatkan peserta lain provinsi dalam satu kamar. “Supaya tidak menjadi individualis harus bersosialisasi dengan yang lain,” ujarnya di sela pembukaan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional di Grand Kawanua Convention Center, Manado, Sulawesi Utara, Senin pagi (29/8/2016).
Sekamar dengan kontingen dari provinsi berbeda, lanjut Sepsa, akan terjadi saling mengenal di antara mereka. Dengan begitu, mereka bisa tukar pendapat dan berbagi ilmu. “Karena belajar tidak memandang bulu,” ucapnya.
Pada FLS2N tahun ini, Sepsa mengaku tak menargetkan juara. Yang terpenting berusaha menampilkan yang terbaik semaksimal mungkin. Menang-kalah adalah bonus dari sebuah perlombaan.* (Samsudin)