News

Berita

SE Mendikbud Nomor 1 Tahun 2021

Download Brochures

Unduh File

<a href="https://pdm.dikdasmen.go.id:1337/wp-content/uploads/2018/09/SD-3-oks.jpg"><img src="https://pdm.dikdasmen.go.id:1337/wp-content/uploads/2018/09/SD-3-oks-300x168.jpg" /></a>
Yogyakarta (Dikdasmen): Pembukaan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Senin, 17 September 2018, berlangsung meriah. Banyak acara hiburan seperti tarian dan lagu yang dipentaskan. Dari sekian ribu peserta O2SN, tampak Yudhistira Surya Kumala Putra, siswa kelas VI SD Negeri 087 Bengkulu Utara.  Putra begitu antusias menikmati acara hingga ia naik ke atas kursi.

Ajang O2SN XI bukan pengalaman perdananya. Ia pernah menjadi peserta O2SN sebelumnya. Kali ini, kehadirannya di Yogyakarta, diikuti kedua orang tua, teman, dan gurunya.
Atlet karate ini telah menjalani latihan yang lumayan lama. Ia setiap hari berlatih selama kurang lebih dua bulan. Ia berharap dapat pulang membawa emas. “Latihannya asyik, ada capeknya, ada serunya juga,” ujarnya.
Di balik pilihannya menggeluti olah raga karate, ternyata Putra menyimpan cita-cita. “Saya ingin jadi tentara yang hebat, makanya saya belajar karate,” celotehnya riang.* (Zaky Abdurrauf)

Berikan komentar

<a href="https://pdm.dikdasmen.go.id:1337/wp-content/uploads/2018/09/SMP-1.jpg"><img class="aligncenter size-medium wp-image-13713" alt="SMP 1" src="https://pdm.dikdasmen.go.id:1337/wp-content/uploads/2018/09/SMP-1-300x199.jpg" /></a> 
Yogyakarta (Dikdasmen): Menjadi tuan rumah tidak selalu mengenakkan. Hal itu dirasakan Ragil Prasetya Sugiharto, siswa kelas VIII SMPN 13 Yogyakarta. Atlet atletik ini merasa harus menunjukkan penampilan terbaik agar bisa bersaing dengan atletik kontingen lain.

Sebagai tuan rumah, ia harus menunjukkan penampilan terbaik agar bisa bersaing dengan kontingen lain. Setidaknya ia ingin mengharumkan nama provinsi dan membanggakan kedua orang tuanya.

Puji Rahayu, pelatih, menargetkan Ragil meraih juara pada Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) XI ini. Andaipun tidak meraih medali, ia berharap anak didiknya dapat memecahkan rekornya sendiri.

“Ragil punya mental juara. Prestasinya lumayan cukup bagus. Dari segi teknik, dia bisa menguasai,” ucap Puji di sela pembukaan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Senin, 17 September 2018..

Untuk mencapai target, Puji melatih Ragil dengan keras. Beban latihan terus ditambah untuk meningkatkan kemampuan. “Ragil dibekali latihan tiga kali dalam seminggu,” ungkapnya.

Puji menyambut baik penyelenggaraan O2SN. Menurutnya, O2SN sangat bermanfaat bagi siswa-siswi yang ingin menyalurkan bakatnya di bidang olahraga. Ajang O2SN, tambahnya, juga sangat baik untuk merawat dan memajukan dunia olahraga di Indonesia.* (Aip Saepudin)

&nbsp;

&nbsp;

Beban Tuan Rumah

<a href="https://pdm.dikdasmen.go.id:1337/wp-content/uploads/2018/09/SD-2.jpg"><img class="aligncenter size-medium wp-image-13707" alt="SD 2" src="https://pdm.dikdasmen.go.id:1337/wp-content/uploads/2018/09/SD-2-300x200.jpg" /></a>
Yogyakarta (Dikdasmen): Sekolah tidak memiliki kegiatan ekstrakurikuler atletik. Maka, ketika mendengar informasi mengenai seleksi Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) cabang atletik, Saridin, pendamping asal Aceh, segera melakukan seleksi.

“Sekolah kami melakukan pelatihan dan seleksi atletik untuk menyaring siswa-siswi yang berbakat,” jelasnya di sela pembukaan O2SN di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Senin, 17 September 2018.

Chairani, siswi kelas VI SDN 41 Banda Aceh, mengaku mengikuti seleksi karena terinspirasi dengan atlet-atlet atletik yang dilihat di berbagai media pemberitaan terutama televisi. Sementara Latiful Anwar, siswa kelas VI SDN Ruak, Aceh Selatan, mengikuti saran guru mengikuti seleksi atlet dan ternyata berhasil.

Saridin tidak menargetkan emas kepada anak-anak didiknya. Ia menyerahkan hasil pertandingan kepada usaha, kerja keras, dan kondisi lapangan.

Mengenai wacana akan adanya duta O2SN yang diharapkan dapat menyosialisasikan jalur khusus untuk menjadi atlet nasional melalui kegiatan-kegiatan O2SN, Saridin memandang hal itu sangat baik. ”Sehingga siswa-siswi berbakat dan memiliki kemampuan tidak hanya bisa bermimpi menjadi atlet secara serius, namun benar-benar dapat mewujudkannya,” ucapnya.* (Robert L. Tenggara)

&nbsp;

&nbsp;

Pelatihan dan Seleksi untuk Saring Peserta O2SN

Antusiasme Putra, Atlet Karate dari Bengkulu

kemdikbud.png

thumbnail_https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/a/a8/Seal_of_Ministry_of_Education_and_Culture_of_Indonesia.png

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/a/a8/Seal_of_Ministry_of_Education_and_Culture_of_Indonesia.png

LINKS

RECENT VIDEOS

VIDEO TERBARU

Jakarta, Kemendikbud --- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim kembali meluncurkan kebijakan Merdeka Belajar. Diberi tajuk Kampus Merdeka, kali ini, terdapat empat penyesuaian kebijakan di lingkup pendidikan tinggi.

"Kebijakan Kampus Merdeka ini merupakan kelanjutan dari konsep Merdeka Belajar. Pelaksanaannya paling memungkinkan untuk segera dilangsungkan, hanya mengubah peraturan menteri, tidak sampai mengubah Peraturan Pemerintah ataupun Undang-Undang," disampaikan Mendikbud dalam rapat koordinasi kebijakan pendidikan tinggi di Gedung D kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Jumat (24/1/2020).

 Nadiem Makarim Ajak Startup Maksimalkan Program Kampus Merdeka

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyebut terdapat enam provinsi yang memiliki angka buta aksara yang tinggi.

Kemdikbud: Angka Buta Aksara Nasional  1,78%, Papua Masih 21,9%

Klarifikasi Mendikbud terkait Mapel Sejarah

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) terus mendorong digitalisasi bidang pendidikan. Utamanya terkait layanan digitalisasi pendidikan.

Salah satu program bantuan digitalisasi pendidikan adalah pengadaan smartboard atau papan pintar yang dikirimkan ke sekolah. Salah satu sekolah penerima smartboard, adalah SDN 3 Sudagaran, Banyumas.
 
Di sana, smartboard digunakan untuk pembelajaran interaktif. Mulai dari gim edukatif, video pembelajaran dan pengerjaan soal.

Guru kelas 5, Ahmad Nuari Zulfikri, menerangkan, smartboard ini tak hanya membawa kemajuan terhadap digitalisasi pendidikan. Tapi juga transformasi pembelajaran.
 
"Sebelumnya anak-anak kan memang sudah ada proyektor, cuma smartboard ini lebih interaktif. Anak bisa menyentuh layarnya, mengikuti pembelajaran secara interaktif dengan gim ini, jadi lebih menarik dan mudah diikuti," kata guru yang disapa Uvi itu, Sabtu 14 Juni 2025.

Saat ini, di SDN 3 Sudagaran ada satu smartboard. Dan Uvi memang menjadi satu-satunya guru yang mendapatkan bimbingan teknis terkait penggunaan smartboard dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
 
Tapi smartboard tentu tak bisa menjadi monopoli bagi satu orang guru dan satu kelas. Semua guru diharapkan mampu menggunakan agar bisa pula dirasakan manfaatnya bagi murid lainnya.
 
Kepala Sekolah SDN 3 Sudagaran, Suwito menerangkan guru-guru diberikan pelatihan secara internal di sekolah. Uvi yang melakukan pengimbasan terhadap penggunaan smartboard tersebut.
 
"Kita adakan bimtek atau workshop untuk semua mata pelajaran, dan ini kami harapkan penggunaan smartboard ini bisa berjalan di semua kelas, satu hari satu kelas, guru-guru kita bisa memanfaatkan ini," terangnya.

Suwito menegaskan, pihaknya berkomitmen agar sekolahnya menjadi yang terdepan dalam penguasaan teknologi. Begitu pula yang terjadi di SDN 2 Purwokerto Wetan.
 
SDN 2 Purwokerto Wetan juga mendapatkan satu smart board. Di kelas, anak-anak diajarkan dengan smartboard.
 
"Tadi kita ada materi Pancasila, dengan smart board ini anak-anak tidak mengawang membayangkan apa saja gambar di lambang Garuda. Bisa kita lihat detil, jadi pembelajarannya lebih kuat," kata guru SDN 2 Purwokerto Wetan, Rizky Nursifa.
 
Ia pun sama, menularkan kemampuan penggunaan smartboard itu kepada guru lain di sekolahnya. Sehingga guru memiliki kemampuan yang sama.
 
"Termasuk ke murid juga karena mereka yang belajar dengan ini kan, jadi memang ini alat yang sangat membantu kami membuat pelajaran lebih menarik dan menyenangkan. Jadi semua tertular semua merasakan, guru, murid," pungkas Rizky.*

**Repro:** https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/4baOv7vK-smartboard-masuk-di-sd-banyumas-digitalisasi-pendidikan-makin-dekat

large_qK8SYIp5VF.jpg

medium_qK8SYIp5VF.jpg

small_qK8SYIp5VF.jpg

thumbnail_qK8SYIp5VF.jpg

qK8SYIp5VF.jpg

Smartboard Masuk di SD Banyumas: Digitalisasi Pendidikan Makin Dekat

Sejumlah guru di Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah mengusulkan agar setiap sekolah yang menjadi penerima program digitalisasi pendidikan melalui penggunaan smartboard dapat menerima lebih dari satu papan tulis pintar tersebut.

Kepala Sekolah SDN 3 Sudagaran, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah Suwito mengatakan bantuan smartboard itu sangat bermanfaat bagi sekolahnya, namun demikian pihaknya baru hanya menerima satu smartboard.

"Secara bertahap, sangat-sangat berharap diberikan tambahan smartboard karena SD ada 6 kelas, satu kelas ada satu smartboard supaya nanti lebih efektif lagi pembelajaran menggunakan smartboard," kata Suwito di Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah pada Sabtu.

Karena jumlah smartboard yang terbatas, ia pun harus membuat jadwal penggunaan papan tulis pintar itu, yakni satu kelas setiap hari.

"Misalnya hari ini kelas 1, di sini ruangannya kelas 1, besok kelas 2 ya kelas 1 masuk ke ruang kelas 2, kelas 2 masuk ke ruang kelas 1 supaya kebermanfaatannya itu merata," imbuhnya.

Senada dengan Suwito, guru pendidikan agama dan budi pekerti SDN 2 Purwokerto Wetan Rizky Nursifa juga mengatakan sekolahnya pun memiliki jadwal penggunaan smartboard dikarenakan ketersediaan papan tulis pintar itu hanya satu di sekolahnya.

"Di jadwal sudah tertera (hari penggunaan per kelas). Misalkan hari Senin di pembelajaran jam ketiga untuk kelas satu, jadi nanti silahkan guru kelas satu memanfaatkan smartboard di jam-jam itu," kata Nursifa.

Oleh karena itu, ia juga sangat berharap SDN 2 Purwokerto Wetan nantinya dapat menerima penambahan smartboard secara bertahap.

Sebelumnya pada peringatan Hari Pendidikan Nasional (2/5), Presiden Prabowo Subianto bersama Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti meluncurkan 4 Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) bidang pendidikan, yakni pembangunan dan renovasi 10.440 sekolah, digitalisasi pendidikan melalui smart board, bantuan kuliah bagi guru serta bantuan untuk guru honorer.

Berkenaan dengan digitalisasi pendidikan melalui smartboard, Mendikdasmen Mu'ti menyebutkan pihaknya siap membagikan 15.000 smartboard atau papan tulis pintar guna memperkuat digitalisasi pada kegiatan belajar mengajar di sekolah.

**Repro:** https://www.antaranews.com/berita/4899785/sejumlah-guru-banyumas-usul-sekolah-terima-lebih-dari-satu-smartboard?utm_source=antaranews&utm_medium=mobile&utm_campaign=latest_category



large_Untitled-3.jpg

medium_Untitled-3.jpg

small_Untitled-3.jpg

thumbnail_Untitled-3.jpg

Untitled-3.jpg

Sejumlah Guru Banyumas Usul Sekolah Terima Lebih dari Satu Smartboard

Kepala Sekolah SDN 3 Sudagaran, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah Suwito mengapresiasi Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) bidang pendidikan, yakni digitalisasi pendidikan melalui pemberian smartboard karena meningkatkan partisipasi para murid.

Ia mengamati kehadiran smartboard di SDN 3 Sudagaran memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan minat dan partisipasi para murid ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.

“Dan setelah menggunakan smartboard, anak-anak semuanya menjadi ingin mencoba dan merasa tertarik dengan pembelajarannya. Jadi kami berkomitmen sebagai salah satu SDN yang menerima smartboard untuk membuktikan bahwa kemampuan anak-anak kami untuk menguasai kemajuan teknologi lebih awal,” kata Suwito di Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah pada Sabtu.

Guna memastikan setiap kelas mendapatkan kesempatan yang sama dalam menggunakan smartboard, ia telah menyusun jadwal penggunaan smartboard untuk tahun ajaran yang baru, mengingat setiap sekolah baru hanya menerima satu smartboard pada tahun ini.

Sementara untuk meminimalisir kerusakan perangkat elektronik tersebut, penggunaan smartboard nantinya dilakukan di satu ruangan yang sama setiap harinya dikarenakan SDN 3 Sudagaran belum memiliki laboratorium komputer.

Oleh karena itu, Suwito mengatakan setiap kelas akan bergiliran memanfaatkan kelas dengan fasilitas smartboard tersebut berdasarkan jadwal yang telah dibuatnya.

Pendapat senada juga disampaikan oleh guru pendidikan agama dan jasmani SDN 2 Purwokerto Wetan, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah Rizky Nursifa.

Menurut Nursifa, kehadiran smartboard juga membuat penyampaian materi para guru menjadi lebih interaktif karena dapat memanfaatkan video maupun edugames untuk menerangkan bahan ajar kepada para murid.

“Dengan adanya smartboard ini sangat membantu karena bisa memutar video pembelajaran, anak-anak bisa sambil menyimak dan memvisualisasikan materi yang dipelajari, kami enggak ceramah melulu,” katanya.

Sebelumnya pada peringatan Hari Pendidikan Nasional (2/5), Presiden Prabowo Subianto bersama Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti meluncurkan 4 Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) bidang pendidikan, yakni pembangunan dan renovasi 10.440 sekolah, digitalisasi pendidikan melalui smart board, bantuan kuliah bagi guru serta bantuan untuk guru honorer.

Berkenaan dengan digitalisasi pendidikan melalui smartboard, Mendikdasmen Mu'ti menyebutkan pihaknya siap membagikan 15.000 smartboard atau papan tulis interaktif guna memperkuat digitalisasi pada kegiatan belajar mengajar di sekolah.*

**Repro:** https://www.antaranews.com/berita/4899745/guru-banyumas-phtc-pemberian-smartboard-tingkatkan-partisipasi-murid?utm_source=antaranews&utm_medium=mobile&utm_campaign=latest_category#google_vignette

BERITA

Antusiasme Putra, Atlet Karate dari Bengkulu

DIREKTORAT JENDERAL

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH