MENTERI Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menyampaikan pidato kunci dalam acara Tanwir I ‘Aisyiyah yang diselenggarakan di Jakarta, Kamis 16 Januari 2025. Acara dihadiri sekitar 300 peserta, termasuk pimpinan Pusat Muhammadiyah, para pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, tokoh Muhammadiyah, dan perwakilan dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah ( Kemendikdasmen).
Dalam pidatonya, Mendikdasmen mengapresiasi kontribusi ‘Aisyiyah sebagai mitra strategis pemerintah dalam mendukung pendidikan bermutu di Indonesia.
“Wajib belajar 13 tahun yang dimulai dari pendidikan sejak taman kanak-kanak itu meniscayakan peran penting dan terutama juga dukungan dari masyarakat, khususnya ‘Aisyiyah yang selama ini memiliki gerakan luar biasa, khususnya melalui pendidikan anak usia dini. Saya mendapat informasi bahwa jumlah TK ‘Aisyiyah mencapai 23 ribu, dan ini menjadi angka terbesar yang dimiliki oleh ormas. Bahkan jauh lebih banyak jumlahnya dibandingkan TK yang diselenggarakan oleh pemerintah,” paparnya.
Dikatakan visi besar Kemendikdasmen adalah mewujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk memberikan layanan pendidikan berkualitas kepada seluruh anak Indonesia, termasuk mereka yang berada di daerah tertinggal, terluar, dan terpencil (3T).
“Masih banyak anak-anak yang belum mendapatkan hak pendidikan. Baik karena keadaan ekonomi, domisili, atau faktor-faktor lain. Kami berharap ‘Aisyiyah dapat terus menjadi mitra strategis kami dalam mendukung pemenuhan program Wajib Belajar 13 Tahun, yang dimulai dari taman kanak-kanak,” tutur Mendikdasmen.
Ia juga menekankan pentingnya gerakan satu desa, satu TK. “Wajib belajar 13 tahun seiring dengan program Kementerian Pendidikan Desa, yaitu ‘Satu Desa, Satu TK’, menurut saya harus menjadi bagian dari satu tekad bersama untuk mencerdaskan bangsa memulai pendidikan sejak usia dini,” tambahnya.
Mendikdasmen juga menyoroti peran penting pendidikan inklusif untuk anak-anak berkebutuhan khusus, dan pendidikan inklusif yang berbasis masyarakat.
“Banyak anak-anak penyandang disabilitas yang belum mendapatkan layanan sebagaimana mestinya. Bahkan jumlah sekolah luar biasa (SLB) juga masih sangat terbatas. Kami berharap kerja sama Kemendikdasmen dengan ‘Aisyiyah dalam bidang pendidikan anak usia dini dan dalam bidang pendidikan inklusif dapat menyukseskan ikhtiar kita bersama untuk memberikan layanan pendidikan yang bermutu untuk semua,” jelas Mendikdasmen.
Mendikdasmen juga menyinggung program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang bertujuan membangun karakter anak sejak dini. Program ini mencakup kebiasaan bangun pagi, berdoa/beribadah, olahraga, makan sehat bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat. Program ini sejalan dengan kebijakan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran dalam memperkuat sumber daya manusia melalui penguatan karakter dan pembiasaan anak-anak Indonesia hebat.
“Kami berharap program ini dapat dipopulerkan oleh jaringan TK ‘Aisyiyah di Indonesia dan mancanegara. Karena tujuh kebiasaan ini hanya bisa berjalan sukses dengan dukungan keluarga dan masyarakat,” ujar Mendikdasmen, seraya menekankan peran keluarga, khususnya ibu dalam pembiasaan tersebut.*
Sumber: mediaindonesia.com