[caption id="attachment_6071" align="aligncenter" width="300"] Suasana telekonferensi antara Mendikbud Anies Baswedan dan siswa serta guru PKBM di ladang Sime Darby-Merotai Kecil, Tawau, Sabah, Malaysia, Sabtu (20/12/2014).[/caption]
Tawau, Sabah, Malaysia (Dikdas): Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengadakan telekonferensi dengan anak-anak buruh migran Indonesia (BMI) yang berada di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) atau Community Learning Centre (CLC) di ladang Sime Darby-Merotai Kecil, Tawau, pada Sabtu, 20 Desember 2014. Telekonferensi dilakukan Anies disela-sela peresmian gedung SMA Sekolah Indonesia Kota Kinabalu, Kinabalu.
Dalam e-blusukan kali ini, Anies berkesempatan berbincang langsung dengan murid-murid dan guru PKBM—guru-guru yang dikirim oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hadir dalam acara Muhammad Soleh, Kepala Konsulat RI Tawau, dan staf KRI Tawau.
Anies menyampaikan bahwa kehadiran para guru dan eksistensi CLC sangat signifikan dalam membekali anak-anak Indonesia yang terlahir dan besar di rantau. “Mereka menjadi jembatan bagi anak-anak tersebut untuk mengenal dan mencintai tanah airnya serta mengajak mereka untuk mempunyai cita-cita yang tinggi dan berupaya meraihnya,” katanya.
Layanan pendidikan melalui PKBM maupun LSM lain yang bekerja sama dengan pemerintah RI di wilayah Sabah, lanjutnya, sangat penting untuk memastikan hak-hak anak Indonesia terpenuhi pada kebutuhan akan akses pendidikan.
[caption id="attachment_6070" align="aligncenter" width="300"] Muhammad Soleh (tengah) berfoto bersama siswa-siswi PKBM di ladang Sime Darby-Merotai Kecil, Tawau, Sabtu (20/12/2014).[/caption]
Anak-anak tersebut, harap mantan Rektor Universitas Paramadina ini, akan kembali ke tanah air untuk membangun bangsa. Dukungan Pemerintah Pusat akan terus diberikan meskipun anak-anak tersebut jauh dari tanah air. Kendala-kendala teknis akan segera diselesaikan, terutama untuk meningkatkan pelayanan pendidikan di wilayah perbatasan.
Dalam kesempatan itu Anies juga menyampaikan rencana pemerintah untuk menjamin keberlanjutan pendidikan anak-anak BMI melalui perluasan akses beasiswa serta pembangunan sekolah terpadu di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Pemberian beasiswa dan pembangunan sekolah terpadu bisa menjadi modal dasar pembangunan SDM di perbatasan serta menampung anak-anak BMI di sekitar kawasan Tawau yang berbatasan langsung dengan Indonesia.
PKBM Merotai Kecil terletak di Kota Tawau, Sabah, yang merupakan satu-satunya negara bagian di Malaysia maupun dunia yang mempunyai dua Perwakilan RI sekaligus yaitu Konsulat Jenderal RI Kota Kinabalu dan Konsulat RI Tawau. Kedua perwakilan ini penting untuk memberikan perhatian dan pengawalan terhadap eksistensi dan perlindungan BMI beserta keluarga dan anak anaknya di Sabah.
Saat ini, 10.935 anak Indonesia di Sabah telah mendapatkan layanan pendidikan melalui 134 Pusat Bimbingan Humana yang bekerja sama dengan KRI Tawau. Jumlah PKBM SD yang berada di wilayah kerja KRI Tawau sebanyak 21 sekolah yang menampung 1.925 siswa. Sedangkan PKBM SMP berada di sembilan titik yang menampung 1.004 siswa. Total Tempat Kegiatan Belajar (TKB) yang merupakan cabang atau sub dari PKBM SD dan SMP di berbagai ladang yaitu 52 titik.
Pemerintah RI telah menunjukkan perhatian besar pada pembangunan pendidikan bagi anak-anak BMI di Sabah. Pada 22 Desember 2013, Mendikbud Mohammad Nuh meresmikan pembangunan gedung SD dan SMP SIKK. Setahun berikutnya, 20 Desember 2014, Mendikbud Anies Baswedan meresmikan gedung SMA SIKK. Sebelumnya, pada akhir November 2014, Presiden Joko Widodo melakukan e-blusukan dengan para Buruh Migran Indonesia (BMI).* (Dian Ratri Astuti),
*Dian Ratri Astuti, Pelaksana Fungsi Sosial Budaya KRI Tawau, Sabah, Malaysia