Kemandirian dan Kepemimpinan dalam O2SN

By: Jun 20, 2014

Jakarta (Dikdas): Dunia pendidikan menganggap olahraga sebagai bagian penting dari kurikulum pendidikan, karena selain mengembangkan kesehatan jasmani dan rohani peserta didik, olahraga juga turut membentuk karakter peserta didik. Ini seperti disampaikan Dr. Harun, M.Sc., M.M., Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.

“O2SN ini sangat bagus bagi anak didik kita. Saya sebagai Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur bangga dengan kegiatan ini, karena sangat membantu pemerintah dalam pembentukan karakter anak didik secara alami. Sehingga bayangkan, bila kabupaten/kota itu peduli terhadap O2SN, maka berapa juta anak yang bisa secara alami belajar pendidikan karakter,” ujar Harun di Sentul International Convention Center, Bogor, Ahad (15/6).

Proses pembentukan karakter dalam O2SN, lanjut Harun, terjadi secara alamiah.

“Tidak usah diberitahu, ini simultan. Jadi dengan berolahraga bola voli, bola basket, si anak diajari tentang teamwork dan kepemimpinan. Jadi karakter sudah larut di dalamnya,” kata Harun.

Senada dengan Harun, pendamping atlet jenjang Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Menengah (PKLK Dikmen), Rusnadi, menilai bahwa O2SN mengajak anak- anak berkebutuhan khusus menjadi lebih mandiri dan aktif berkomunikasi dengan beberapa peserta yang datang dari seluruh provinsi di Indonesia.

“Kalau ada lomba seperti ini, anak- anak itu lebih mandiri dan berlatih tanpa harus diperintah. Bahkan kemandirian peserta sudah terlihat sejak sebelum berangkat ke ibukota ini,” ujar Rusnadi di Hotel Arya Duta, Jakarta, Senin (16/6).

Kemandirian

Kemandirian adalah kemampuan mengontrol diri, percaya diri, kaya inisiatif, mampu menyelesaikan masalah, dan penuh tanggung jawab. Pada beberapa cabang olahraga, dapat ditemukan nilai kemandirian.

Misalkan pada lomba perseorangan seperti Catur, di mana seorang pecatur dituntut untuk bisa menyelesaikan masalah tatkala raja dalam bidak catur miliknya mendapatkan serangan mematikan dari lawan mainnya. Ia harus berpikir keras tentang cara menyelamatkan raja; apakah hanya dengan menghindar atau harus mengorbankan anak buah raja seperti kuda, benteng hingga menteri.

Pengorbanan ini, tentu saja harus diiringi dengan sikap penuh tanggung jawab. Pada posisi menyerang, seorang pecatur juga diharapkan bisa mengontrol diri agar ia bisa merencanakan sekaligus merumuskan sebuah serangan yang sistematis, terukur, dan mematikan. Bila tidak, ia bisa terperosok dalam perangkap yang disiapkan musuh.

Kemandirian dalam catur ini, juga bisa dijumpai pada lomba cabang olahraga bulutangkis, karena seorang atlet bulutangkis diwajibkan memiliki rasa percaya diri sekaligus kaya inisiatif agar bisa menciptakan berbagai serangan tajam.

Kepemimpinan

Selain kemandirian, dalam O2SN juga terdapat nilai-nilai kepemimpinan. Ini bisa dijumpai pada cabang olahraga kelompok seperti bola basket, bola voli, sepak takraw dan sepak bola. Dalam cabang olahraga Bola Basket misalkan, ada 5 posisi utama pemain, yaitu center, power forward, small forward, shooting guard, dan point guard. Dalam praktiknya, kelima pemain dalam sebuah tim bola basket ini dituntut untuk bermain dalam satu irama, agar bisa meraih poin sebanyak-banyaknya dan merebut kemenangan. Tuntutan bermain satu irama ini, tentu akan lebih mudah bila ada seorang pemain yang ditunjuk sebagai kapten. Karena ia akan menjaga irama permainan agar tetap konsisten dan fokus pada rencana yang telah ditetapkan bersama.

Lebih jauh, O2SN yang notabene terdiri dari berbagai macam cabang olahraga sangat berperan membentuk sikap pemimpin. Terkait dengan peran olahraga yang membentuk sikap pemimpin, ada sebuah cerita menarik dari mantan CEO General Electric (GE), Jack Welch.

Jack Welch memimpin GE selama 20 tahun, sejak 1981—2001. Sewaktu muda, ia adalah pemain hoki. Di biografinya, Jack mengaku terinspirasi olahraga dalam memimpin. Suatu kali, timnya kalah dalam pertandingan. Jack merasa kesal dan melempar perlengkapan hokinya. Ibunya melihat itu, lalu menghampiri Jack di ruang ganti pemain.

If you don’t know how to lose, you’ll never know how to win. If you don’t know this, you shouldn’t be playing,” ucap sang ibu, marah.

Itu adalah salah satu pengalaman paling berkesan yang Jack dapatkan dari olahraga. Diakuinya, banyak pelajaran berharga dia dapatkan dari lapangan olahraga, dan pengalaman- pengalaman itu akan terus dibawanya dalam berkarir.

Olahraga merupakan cermin dari semua simulasi kehidupan. Olahraga membentuk risk taker dalam beladiri, membentuk disiplin dalam atletik, menuntut berpikir strategis dan kerjasama dalam bola basket dan sepak bola, serta berpikir cepat dan sportif.* (M. Adib Minanurohim)

 

 

Share:
No Comments
Berikan komentar
Unduh FileSE Mendikbud Nomor 1 Tahun 2021
UNDUH SEKARANG
logo

DIREKTORAT JENDERAL

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH

Permendikbudristek Nomor 28 Tahun 2021 menjelaskan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, diantaranya adalah merumuskan kebijakan peserta didik, sarana prasarana, dan tata kelola di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan khusus, pendidikan keaksaraan, dan pendidikan kesetaraan.
KONTAK KAMI
KANTOR PUSATKompleks Kemdikbud Gedung E Lantai 5 Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270
021-5725610
021-5725610
pauddikdasmen@kemdikbud.go.id
Senin - Jumat 08.00 - 16.00 WIB
Copyright © 2020 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi All rights reserved.